Selasa 11 Oct 2022 17:10 WIB

Sulbar Masuk Puncak Musim Hujan, BMKG Minta Warga Waspada Bencana

Puncak musim hujan di Sulbar berlangsung pada Oktober, November hingga Desember 2022.

Awan gelap menyelimuti langit kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/11/2020). Sulbar Masuk Puncak Musim Hujan, BMKG Minta Warga Waspada Bencana
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Awan gelap menyelimuti langit kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/11/2020). Sulbar Masuk Puncak Musim Hujan, BMKG Minta Warga Waspada Bencana

IHRAM.CO.ID, MAMUJU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Tampa Padang, Kabupaten Mamuju meminta masyarakat Sulawesi Barat mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi mengingat sebagian wilayah di daerah itu sudah memasuki puncak musim hujan.

"Puncak musim hujan di wilayah Sulbar diperkirakan berlangsung pada Oktober, November hingga Desember 2022," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Tampa Padang Agus, pada rilis antisipasi musim hujan di Sulbar periode 2022-2023, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

BMKG memprediksi hingga tiga dasarian ke depan, curah hujan di wilayah Sulbar berada pada kategori menengah hingga tinggi. "Terutama untuk Kabupaten Mamasa yang berada pada kategori tinggi, dengan sifat umumnya atas normal," ujar Agus.

Potensi curah hujan kategori menengah hingga tinggi tersebut, menurut Agus, rentan menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti, banjir, tanah longsor, banjir bandang dan angin kencang, gelombang tinggi serta angin puting beliung. BMKG  meminta para pemangku kepentingan, pemerintah daerah dan masyarakat di Sulbar tetap mewaspadai musim hujan dan puncak musim hujan.

"Perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini pada wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan atas normal atau lebih basah dari normalnya," kata Agus.

BMKG meminta pemerintah daerah dan para pemangku kebijakan, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air, siap mengantisipasi peningkatan curah hujan. Pemerintah daerah dan para pemangku kebijakan juga diminta melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara masif.

Kemudian, meminta pihak-pihak terkait melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan tiang agar tidak roboh jika tertiup angin kencang. BMKG akan menggencarkan sosialisasi, edukasi dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.

"Kami juga meminta semua pihak untuk lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi dan komunikasi untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi," ujar Agus.

Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik yang turut hadir secara daring, meminta para pemangku kepentingan berkolaborasi dalam mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi akibat tingginya curah hujan yang melanda sebagian wilayah di daerah itu.

"Dibutuhkan kolaborasi semua pihak dalam mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di Sulbar," kata Akmal Malik.

Ia juga meminta masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan rawan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor untuk tetap waspada mengingat potensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement