Selasa 11 Oct 2022 00:54 WIB

Akankah PDIP dan KIB Bersatu Mengusung Capres-Cawapres?

Koalisi antara PDIP dan KIB dinilai akan terbentur soal siapa yang akan jadi capres.

Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Bidang Politik dan Keamanan PDI Perjuangan Puan Maharani (kiri) bersama Ketua Umum Partai Golongan Karya AIrlangga Hartarto (kanan) beristirahat seusai mengikuti kegiatan jalan santai di Monas, Jakarta, Sabtu (8/10/2022). Kegiatan jalan santai tersebut merupakan silaturahmi dan konsolidasi politik menjelang pemilu 2024. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Bidang Politik dan Keamanan PDI Perjuangan Puan Maharani (kiri) bersama Ketua Umum Partai Golongan Karya AIrlangga Hartarto (kanan) beristirahat seusai mengikuti kegiatan jalan santai di Monas, Jakarta, Sabtu (8/10/2022). Kegiatan jalan santai tersebut merupakan silaturahmi dan konsolidasi politik menjelang pemilu 2024. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Amri Amrullah, Nawir Arsyad Akbar, Febrianto Adi Saputro 

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Kawasan Monas, Jakarta, pada Sabtu (8/10/2022) dinilai bagian dari penjajakan koalisi antara PDIP dan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Jika penjajakan ini berlanjut pada kesepakatan koalisi, Pilpres 2024 kemungkinan akan diikuti tiga pasang calon.

Baca Juga

Diketahui dari konstelasi sementara koalisi saat ini, ada tiga tokoh yang kemungkinan besar akan maju menjadi calon presiden (capres). Mereka adalah Anies Baswedan yang sudah resmi diusung oleh Nasdem yang kemungkinan akan berkoalisi dengan Demokrat dan PKS; Prabowo Subianto yang diusung oleh koalisi Gerindra dan PKB; dan Puan Maharani yang akan menjadi capres dari PDIP.

KIB yang hingga kini belum mendeklarasikan siapa capres mereka, sebelumnya menjadi kekuatan keempat dalam peta koalisi menuju Pilpres 2024. Namun, dengan adanya pertemuan antara Airlangga dan Puan akhir pekan lalu, kemungkinan KIB melebur dengan PDIP menjadi terbuka. 

Pengamat Politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun menilai, semakin dinamisnya konstelasi politik Tanah Air saat ini tidak terlepas dari deklarasi Anies Baswedan sebagai capres oleh Nasdem. Elite parpol secara sporadis kemudian melancarkan gerakan-atau pendekatan sebagai bagian upaya mengkalkulasi melawan Anies.

"Sejak awal berdirinya KIB, terdiri dari Golkar, PAN dan PPP, terlihat dimaksudkan untuk mengusung Ganjar Pranowo berpasangan dengan Airlangga untuk Pemilu 2024," kata Ubedilah, Senin (10/10/203).

Sementara, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai, pernyataan Airlangga terkait terbukanya koalisi dengan PDIP menarik untuk dicermati. Jika opsi itu terwujud, berarti PDIP akan bergabung ke dalam KIB.

"Ini artinya, KIB akan bertambah kuat untuk bertarung dalam Pilpres 2024," ujarnya.

Ia menambahkan kemungkinan lain, PDIP dan Golkar akan membentuk koalisi baru yang tetap melibatkan PAN dan PPP. Bisa saja nama koalisinya berbeda.

"Kalau PDIP bersama KIB, maka ada peluang Puan akan menjadi capres dan Airlangga sebagai cawapres. Komposisi itu bisa saja sebaliknya, namun hal ini tampaknya sulit diterima PDIP," ucapnya. 

Menurutnya kalau komposisi tersebut terwujud, maka peluang Ganjar Pranowo menjadi capres atau cawapres praktis tertutup. Ganjar hanya bisa menjadi penggembira atau ikut terlibat sebagai tim sukses saja.

"Hal itu tampaknya yang diinginkan PDIP dalam membendung Ganjar nyapres. Tentu kalau hal itu jadi kenyataan, maka safari politik Puan berjalan sukses," ungkapnya. 

Baca juga : Skenario Empat Koalisi Parpol untuk Pilpres 2024

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement