Senin 10 Oct 2022 01:38 WIB

Masyarakat Antusisas Setorkan Sampah Ditukar Uang di Road To West Java Festival 2023

Pemprov Jabar menggandeng BSB untuk mengumpulkan sampah organik

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Para pengusaha khususnya kuliner hadir di halaman Gedung Sate, dengan menggunakan mobil toko saat acara Road to West Java Festival 2023 yang digelar Pemprov Jawa Barat, di kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (9/10). Acara tersebut bertujuan untuk membangkitkan gairah para pelaku usaha dalam rangka pemulihan ekonomi yang sempat terpuruk akibat pandemi.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Para pengusaha khususnya kuliner hadir di halaman Gedung Sate, dengan menggunakan mobil toko saat acara Road to West Java Festival 2023 yang digelar Pemprov Jawa Barat, di kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (9/10). Acara tersebut bertujuan untuk membangkitkan gairah para pelaku usaha dalam rangka pemulihan ekonomi yang sempat terpuruk akibat pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Upaya Pemprov Jawa Barat dalam menanggulangi sampah dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, beberapa perangkat daerah telah mulai menggerakkan para ASN untuk memilah sampah dan menyetorkannya ke bank sampah uang ada di Road To West Java Festival 2023 di Gedung Sate pada Sabtu (8/10/2022) dan Ahad (9/10/2022). Selain itu, event ini pun menerapkan less waste event.

Dalam Road To West Java Festival 2023, Pemprov Jabar turut menggandeng Bank Sampah Bersinar (BSB) untuk mengumpulkan sampah organik sisa kegiatan maupun sampah anorganik warga yang datang ke acara tersebut dengan membawa sampah anorganik. 

Baca Juga

Di acara ini, warga bisa menyetorkan sampah anorganik seperti bekas botol minuman, plastik bening, logam, kaca, dan juga kertas kepada BSB. Hasil penyetoran langsung ditransfer melalui e-wallet, Link Aja, atau ditabung ke rekening sendiri. Bahkan, ditukar dengan voucher belanja atau menjadi alat transaksi pada event tersebut.

Selain itu, di Road To West Java Festival 2023, terdapat dropbox untuk membuang sampah elektronik dan juga masker. Terlihat juga kantong-kantong sampah yang khusus untuk sampah organik dan anorganik terpisah di kawasan mobil toko Gedung Sate.

Menurut Komunikasi Pemasaran BSB Kendan, animo maupun antusias pengunjung cukup tinggi untuk menyetorkan sampahnya. Masyarakat, terlihat lebih banyak yang menyetorkan sampah anorganik. Saat ini, pihaknya masih menghitung total sampah yang ditampung BSB selama dua hari event.

"Kami menerapkan skema tabungan dan voucher pada event ini, pengunjung dapat menukarkan botol pet bersih yang kami hargai Rp4.200/kg, botol bening bersih Rp 4.300/kg, berkas kardus duplex Rp700/kg dan plastik bening atau kresek Rp400/kg, sedangkan untuk kemasan makanan seperti ciki-cikian itu masuknya residu dan kami sarankan untuk dijadikan ecobrick," papar Kendan, Ahad (9/10).

Kendan pun mengapresiasi kegiatan Road To West Java Festival yang menerapkan less waste event. Karena kegiatan yang mengundang massa seperti ini berpotensi menghasilkan sampah cukup banyak. Penerapan less waste event, menjadi bentuk edukasi pada warga untuk bertanggung jawab atas sampah yang mereka produksi dan menyadari bahwa sampai itu pun masih memiliki nilai jika dikelola.

"Saya harap setiap kegiatan yang mengundang massa seperti ini mulai menerapkan less waste. Sampah pasti banyak dan sayang kalau dibuang gitu aja. Mulailah dengan memilah sampah, mana botol plastik, plastik, kresek lalu mengolah atau menyetor ke bank sampah. Dengan tindakan itu mengurangi sampah ke TPA," paparnya. 

Kendan mengaku, semua tidak bisa bebas sampah. Tapi setidaknya, kita harus bertanggung jawab. "Minimal sampah yang kita punya jadi tanggung jawab kita," katanya. 

Sementara menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, pihaknya mengapresiasi kegiatan-kegiatan di Gedung Sate saat itu, sebagai kebangkitan ekonomi masyarakat Jabar. Di satu sisi, pelaku usaha maupun pengunjung diajak bertanggung jawab atas sampah-sampah yang mereka produksi selama kegiatan.

Pemprov Jabar sendiri, kata dia, memiliki target pengelolaan persampahan kawasan Gedung Sate dengan memaksimalkan pengurangan sampah melalui kegiatan pembatasan sampah, daur ulang, dan pemanfaatan kembali atau 3R. Upaya tersebut meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.

Pembatasan sampah, kata dia, dilakukan mulai di ruang kerja, pemilahan sampah organik dan anorganik di kantin, dan pengelolaan sampah organik di halaman Gedung Sate. Upaya penanggulangan sampah di Gedung Sate melibatkan Disperkim Jabar dan DLH Jabar, Bank Sampah, dan DLH Kota Bandung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement