Sabtu 08 Oct 2022 18:48 WIB

Kapolresta Malang Berkomitmen Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan

Kombes Budi bertakziah ke rumah, Angger, mahasiswa UMM korban tragedi Kanjuruhan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto.
Foto: Dok Pemprov Jatim
Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto menyampaikan, Polri berkomitmen untuk mengusut tuntas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam WIB, meski sudah ada enam tersangka.Pihaknya siap mengusut kasus itu berdasarkan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Polri berkomitmen penuh untuk mengusut tuntas seperti apa yang telah di sampaikan oleh Bapak Kapolri," kata Budi saat bertakziah di rumah keluarga salah satu korban tragedi Kanjuruhan, Angger Aditya Permana, yang berstatus mahasiswa Prodi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Kota Malang, Sabtu (8/10/2022).

Mewakili keluarga besar Polresta Malang Kota, Budi turut berduka cita dan bela sungkawa kepada keluarga korban maupun suporter Aremania yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan. "Menyampaikan belasungkawa dan duka cita yang mendalam atas wafatnya adik kita Angger, serta saudara saudari kita Aremania dan Aremanita yang menjadi korban dalam kejadian di Kanjuruhan," tuturnya.

Di akhir kunjungannya ke rumah duka, Budi berpesan agar semua pihak sama-sama menjaga kondusivitas Kota Malang. Dia berharap agar peristiwa seperti tragedi Kanjuruhan itu tidak kembali terulang pada masa akan datang.

"Kami berempati kepada seluruh korban, semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini kedepannya, dengan adanya musibah ini menjadikan silaturahim kita semakin erat, mari sama-sama bergandengan tangan kembali membangun Kota Malang," kata Budi.

Orang tua Angger, Hari Sunarko (55 tahun), juga berharap agar peristiwa serupa tak kembali terulang. Dia mendukung polisi untuk bisa mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan. "Semoga ini kejadian yang terakhir dan tidak terjadi lagi sepakbola menimbulkan korban jiwa," kata Hari.

Dia lantas menceritakan, sedari kecil anak keduanya tersebut menyukai sepak bola. Saking cintanya terhadap sepak bola, lanjut Hari, anaknya sempat masuk Arema Footbal Academy selama tiga tahun.

"Anak saya ikut akademi Arema saat Kelas 1 SMP hingga menjelang lulus. Ini anak saya, berposisi sebagai kiper. Ini fotonya saat di Akademi Arema tur ke Lamongan 20 November 2016," ujarnya seraya menunjukkan foto anaknya.

Hari pun mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anaknya tersebut sebagai sebuah takdir dan tidak menyalahkan pihak manapun. "Saya sudah ikhlas atas kepergian anak kami pak, saya juga tidak menyalahkan siapa-siapa atas peristiwa ini, sudah menjadi takdir anak kami, insyaallah kami sekeluarga sudah ikhlas," ucap Hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement