Jumat 07 Oct 2022 20:10 WIB

Putin Ultah ke-70 Tahun, Patriark Kirill Doakan Kesehatan

Para pejabat negara sekutu Rusia juga mendoakan kebaikan bagi Putin.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/Grigory Sysoev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin berulang tahun ke-70 pada Jumat (7/10/2022). Patriark Ortodoks Kirill mendoakan Putin agar selalu diberikan kesehatan. 

"Kami berdoa untuk kepala Negara Rusia, Vladimir Vladimirovich (Putin) agar diberikan kesehatan dan umur panjang, dan membebaskannya dari semua hambatan yang terlihat dan tidak terlihat dari musuh, tegakkan dia dalam kebijaksanaan dan kekuatan spiritual, untuk semua," kata Kirill.

Baca Juga

Para pejabat negara sekutu Rusia juga mendoakan kebaikan bagi Putin. Salah satunya pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov.

"Hari ini, pemimpin nasional kita, salah satu kepribadian paling berpengaruh dan luar biasa di zaman kita, patriot nomor satu di dunia, Presiden Federasi Rusia Vladimir Vladimirovich Putin, berusia 70 tahun. Putin telah mengubah posisi global Rusia dan memaksa dunia untuk memperhitungkan posisi negara besar kita," ujar Kadyrov. 

Pada hari ulang tahunnya, Putin dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak informal Persemakmuran Negara-Negara Merdeka di St Petersburg. Putin menghadapi krisis militer paling serius yang pernah dihadapi pemimpin Kremlin, setidaknya selama satu generasi sejak perang Soviet-Afghanistan 1979-1989. Pemimpin oposisi yang dipenjara Alexei Navalny mengatakan, Putin telah membawa Rusia ke jalan buntu menuju kehancuran.

Perang Rusia-Ukraina telah memaksa Putin untuk membakar sejumlah besar modal politik, diplomatik dan militer.

Lebih dari tujuh bulan setelah invasi, Rusia telah menderita kerugian besar dalam hal pasukan dan peralatan. Pasukan Rusia juga dipukul mundur di beberapa wilayah Ukraina.

Kerugian ini membuat Putin memutuskan untuk mendeklarasikan mobilisasi pasukan cadangan pada 21 September. Namun pengumuman mobilisasi ini menimbulkan kekacauan. Ratusan ribu orang telah melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari dipanggil wajib militer. 

Kremlin memutuskan untuk mengerahkan 300 ribu pasukan cadangan ke Ukraina. Pemerintah membuka rekrutmen bagi warga negara yang memenuhi syarat, antara lain pernah ikut kedinasan militer atau memiliki keahlian di bidang militer. 

Namun deklarasi mobilisasi ini disalahartikan oleh masyarakat. Mereka berpendapat, rekrutmen wajib militer dapat diperluas sehingga banyak warga Rusia, terutama kaum pria, melarikan diri dari Moskow. Kekacauan ini membuat Putin mengakui kesalahan dan memerintahkan perubahan rekrutmen.    

Putin telah memimpin Rusia selama hampir 23 tahun. Dia dipilih oleh Presiden Boris Yeltsin sebagai pengganti pilihannya dalam sebuah pengumuman mengejutkan pada Malam Tahun Baru 1999.

Perubahan yang diadopsi konstitusi pada 2020 membuka jalan bagi Putin untuk memerintah hingga tahun 2036. Sejauh ini tidak ada calon pengganti yang menonjol untuk menggantikan Putin. 

Seiring bertambahnya usia, Putin tampak semakin sibuk dengan warisannya. Pada Juni, dia membandingkan tindakannya di Ukraina dengan kampanye Tsar Peter Agung. Ini menunjukkan bahwa keduanya terlibat dalam pencarian bersejarah untuk memenangkan kembali tanah Rusia. Selain itu, Putin menjadi semakin sering mengutip filsuf Rusia Ivan Ilyin, yang berpendapat bahwa Rusia memiliki jalan suci yang akan memulihkan ketertiban di dunia. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement