REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Keberadaan penyandang disabilitas netra majemuk ini tentunya masih sangat membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak. “Di luar sana masih banyak sekali anak-anak yang belum terlayani. Masih ada sekitar 30 ribu anak disabilitas netra majemuk dan yang bersekolah baru sekitar 300 anak yang ada di lima sekolah di Indonesia,” kata Dwiharjo Sutarto, Ketua Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, di sela kegiatan sosial Sodexo Indonesia.
Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala merupakan sebuah lembaga sosial yang melayani kebutuhan pendidikan penyandang disabilitas netra majemuk / tunaganda netra, sebuah kondisi dimana penyandangnya memiliki dua atau lebih keterbatasan, utamanya pada indra penglihatan.
Kondisi tersebut telah mendorong berbagai kalangan untuk berbagi kebahagiaan melalui aksi sosial mereka. Seperti yang dilakukan Sodexo Indonesia. Kegiatan Corporate Social Responsibility ini melibatkan para karyawan untuk secara langsung berinteraksi dan juga mendonasikan sejumlah santunan, peralatan kebersihan, serta aneka barang untuk kebutuhan sehari-hari para peserta didik, guna mendukung keberlangsungan Yayasan Rawinala sebagai rangkaian HUT 25 tahun Sodexo Indonesia.
"Tentu saja aksi sosial ini merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi Sodexo untuk turut memberikan dukungan kami kepada institusi ini," kata Mitchell Naibaho, Country President Sodexo Indonesia dalam keterangan tertulis Rabu (5/10/2022). Kegiatan ini juga merupakan bagian dari Servathon, sebuah insiasi Sodexo global yang bekerja sama dengan lembaga Stop Hunger untuk memerangi kelaparan di dunia.
Dalam menjalankan usahanya, Sodexo Indonesia memiliki misi ganda, yaitu memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup karyawan, klien, dan juga konsumennya. Selain itu juga dapat berkontribusi terhadap ekonomi maupun sosial, lingkungan masyarakat yang ada di tempat di mana Sodexo beroperasi. Kedepannya kolaborasi ini akan berlanjut sebagai bentuk dukungan bagi para penyandang disabilitas netra majemuk.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
