Senin 03 Oct 2022 22:11 WIB

Kompolnas Awasi Kinerja Tim Investigasi Tragedi Kanjuruhan

Kompolnas hadir di Malang untuk mengecek langsung fakta di lapangan.

Red: Nur Aini
Petugas polisi forensik menyelidiki lokasi penyerbuan sepak bola di dalam Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Indonesia, 03 Oktober 2022. Kapolri Jenderal Listyo Sigid Prabowo mengumumkan bahwa setidaknya 125 orang, termasuk petugas polisi, tewas setelah petugas kepolisian Indonesia menembakkan gas air mata untuk menghentikan penggemar sepak bola memasuki lapangan menyebabkan kepanikan dan injak-injak, menyusul pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Jawa Timur pada 01 Oktober. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menghentikan sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 selama satu minggu, dan melarang Arema FC menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Petugas polisi forensik menyelidiki lokasi penyerbuan sepak bola di dalam Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Indonesia, 03 Oktober 2022. Kapolri Jenderal Listyo Sigid Prabowo mengumumkan bahwa setidaknya 125 orang, termasuk petugas polisi, tewas setelah petugas kepolisian Indonesia menembakkan gas air mata untuk menghentikan penggemar sepak bola memasuki lapangan menyebabkan kepanikan dan injak-injak, menyusul pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Jawa Timur pada 01 Oktober. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menghentikan sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 selama satu minggu, dan melarang Arema FC menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengawasi kinerja tim investigasi bentukan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dalam mengusut tuntas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

"Sesuai perintah Ketua Kompolnas Pak Mahfud MD, melakukan pengawasan terhadap kinerja tim investigasi bentukan Kapolri," kata Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Baca Juga

Menurut Albertus, Kompolnas sudah mendapatkan laporan resmi dari tim investigasi terkait pengusutan tragedi Kanjuruhan. Namun, Kompolnas hadir di Malang untuk mengecek langsung fakta di lapangan.

"Kompolnas ingin melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Laporan resmi sudah diterima tapi kami ingin dialog dengan korban dan penonton. Kami juga bertemu dengan wartawan yang saat itu meliput. Kami juga bertemu para suporter," kata Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (3/10/2022).

 

Albertus menyebutkan, pengawasan yang dilakukan sesuai dengan instruksi Ketua Kompolnas Mahfud MD, agar mengawasi kerja tim investigasi bentukan Kapolri.

"Tim investigasi kini sedang bekerja keras untuk mengusut kasus ini. Tupoksi Kompolnas adalah melihat secara detail penyelenggaraan acara mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi," katanya.

Lebih lanjut ia menyebutkan, investigasi yang dilakukan tim investigasi Polri bukan sekedar mencari siapa yang salah dalam tragedi Kanjuruhan, melainkan menganalisis fakta yang ditemukan sebagai bahan pembelajaran untuk dunia sepak bola Indonesia ke depannya.

"Masalah keamanan, penyelenggaraan, penggunaan peralatan mengurai massa dinilai sah atau tidak, biarkan penyidik yang memutuskan. Kompolnas kan memantau," ujarnya.

Albertus juga menegaskan, hasil pengawasan yang dilakukan akan disampaikan secara transparan dan Kompolnas tidak akan menutupi fakta yang ada.

"Tidak usah khawatir ada yang ditutup-tutupi, kami Kompolnas terbuka saja. Kami akan tanya secara detail ke semua petugas. Kami lihat secara seksama dan nanti hasilnya harus menjadi pembelajaran penting untuk semua," kata Albertus.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan kedatangan Kompolnas dalam rangka mengawasi kinerja tim investigasi dalam mengusut tragedi Kanjuruhan secara transparan.

"Kompolnas didatangkan supaya kinerja tim investigasi dilakukan secara transparan," kata Dedi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement