Senin 03 Oct 2022 20:52 WIB

Paham Sportivitas-Rivalitas dalam Kompetisi, Anak Bisa Luapkan Emosi Secara Positif

Anak perlu belajar meluapkan emosi dengan cara yang tidak merugikan orang lain.

Anak-anak bermain sepak bola di lahan sawah yang belum diolah kembali setelah panen di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (7/6/2022). Orang tua perlu mengajarkan sportivitas dan rivalitas sehat dalam konteks kompetisi kepada anak-anaknya.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Anak-anak bermain sepak bola di lahan sawah yang belum diolah kembali setelah panen di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (7/6/2022). Orang tua perlu mengajarkan sportivitas dan rivalitas sehat dalam konteks kompetisi kepada anak-anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwdjojo mengatakan orang tua perlu mengajarkan rivalitas yang sehat kepada anak-anaknya sejak dini. Hal itu perlu diajarkan agar ketika berada dalam situasi menang ataupun kalah, anak bisa menyikapinya dengan positif dan tidak merugikan orang lain.

"Menekankan dalam pertandingan yang terpenting bukan hanya kemenangan, tapi bagaimana menunjukkan performa terbaik hasil dari latihan selama ini," kata Vera kepada Antara, Senin (3/10/2022).

Baca Juga

Vera mengatakan orang tua juga dapat mengajarkan anak tentang sportivitas. Kenalkan cara menghargai kemenangan lawan dan menerima kekalahan dengan lapang dada.

Orang tua sebagai pengajar pertama di keluarga harus berperan sebagai pemberi contoh agar anak memahami konsep rivalitas secara sehat dalam berbagai pertandingan ataupun kompetisi. Vera mengatakan pemberian pemahaman terkait rivalitas yang sehat kepada anak bisa dilakukan sejak usia dini, misalnya dimulai dari tindakan orang tua dengan cara tidak membandingkan anak dengan kakak atau adik maupun teman sebaya buah hati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement