Ahad 02 Oct 2022 17:12 WIB

Pesan Menyentuh Erick Saat Bertemu Diaspora Indonesia di Inggris

Diaspora dapat mencintai Indonesia dimana pun mereka berada.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ilham Tirta
Menteri BUMN, Erick Thohir.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri BUMN, Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia punya semua syarat untuk bisa menjadi negara maju dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah. Namun demikian, pembangunan sumber daya manusia dan teknologi menjadi kunci untuk bisa membuat Indonesia makin kokoh di masa depan.

“Kita harus mencermati bagaimana dinamika geopolitik global dan ekosistem ekonomi terjadi saat ini, dan bersiap melakukan antisipasi demi ketahanan nasional dan kemajuan bangsa,” kata Menteri BUMN, Erick Thohir di acara temu kangen Diaspora Indonesia di Inggris Raya, KBRI London, London, Jumat (30/9/2022).  

Baca Juga

Erick juga mengatakan, dengan situasi global yang sangat dinamis, warga negara Indonesia harus bersikap optimistis. “Misalnya, seberapa yakin ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen sampai 2045 nanti? Kalau saya menjawabnya dengan yakin, kita akan bisa,” ujarnya saat menyampaikan beberapa pandangan strategis perkembangan bisnis dan ekonomi.

Menurut Erick, ada empat hal yang sangat potensial menyokong pertumbuhan ekonomi ke depan. Pertama, proses hilirisasi industri sumbar daya alam milik Indonesia.

 

“Bayangkan, sebagai contoh, untuk sawit saja ada 180 lebih produk turunan. Belum lagi kita punya nikel sebagai bahan utama bagi baterai listrik,” ujarnya.

Hal kedua, Indonesia sebagai nengara yang kaya baik secara agrikultur maupun kelautan. Dengan tanah yang subur dan laut yang kaya, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia. Lalu ketiga, potensi digital ekonomi yang bertumbuh di Indonesia adalah terbesar di Asia Tenggara.

Keempat adalah industri kreatif. “Sektor ini turunannya juga banyak, dari musik, film, pakaian, makanan, dan juga olahraga,” ujar mantan Presiden Inter Milan itu.

Saat ini, kata Erick, diaspora Indonesia dapat turut membangun imajinasi tentang Indonesia di masa depan. Sebagai seseorang dengan latar belakang pengusaha, Erick selalu optimistis dengan masa depan bangsa.  

"IMF dan World Bank memproyeksikan negara kita bisa menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2045, mengalahkan perekonomian Inggris nantinya. Jika negara-negara lain di dunia bisa optimistis terhadap potensi bangsa kita, maka tidak ada alasan bagi kita untuk pesimistis," lanjutnya.

Erick mengajak para diaspora memanfaatkan kesempatan merantau untuk mengakselerasi pengembangan diri. Caranya, mengembangkan skill advance dan adopsi etos kerja yang baik dari kolega di tempat kerja bagi para pekerja. Kemudian, mencari kesempatan magang dan kerja untuk para pelajar dan membangun jaringan seluas-luasnya selama merantau, baik jaringan sosial maupun profesional.

Pria kelahiran Jakarta itu menilai modal terbesar Indonesia bukan hanya kekayaan alam, melainkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk dapat membangun perekonomian melalui knowledge based economy. Erick menyebut, jumlah diaspora Indonesia sangat banyak dan memiliki potensi strategis bagi bangsa.

Erick menilai para diaspora Indonesia memiliki peran strategis sebagai perantara Transfer Knowledge untuk SDM di tanah air, sebagai jembatan bagi peningkatan peluang bisnis dan investasi. Contohnya, optimalisasi UMKM Go Export dan sebagai duta kekayaan sosial-kultural Indonesia yang menjadi daya tarik untuk mengembangkan pariwisata maupun pop culture di tanah air, seperti promosi budaya dan kuliner Indonesia.

"BUMN berupaya memfasilitasi kebutuhan diaspora Indonesia. Agar dapat lebih optimal dalam mengembangkan diri, dan pada akhirnya turut berkontribusi bagi tanah air," ujar Erick.

Di kesempatan terpisah, Erick mengatakan BUMN memiliki sejumlah inisiatif dalam mendukung pengembangan diaspora seperti melalui BNI sebagai penopang layanan keuangan diaspora Indonesia. Juga program magang bersertifikat yang dapat diikuti oleh lulusan diaspora pelajar Indonesia, sebagai starting point ketika hendak membangun karir di tanah air. Kemudian, Indonesia Global Talent Internship Program sebagai wadah bagi pelajar diaspora Indonesia untuk turut berkontribusi pada visi BUMN yang berdaya saing global.

Erick percaya diaspora Indonesia bukan sekadar pahlawan devisa yang terlupakan hanya karena berada jauh di negeri orang. "Karena setinggi apapun pohon tumbuh hingga dahannya menyentuh awan sekalipun, namun akarnya tetap ada di tanah. Saya, Anda, kita semua, berada dari tanah air yang sama. Tanah Air Indonesia. Tidak peduli di mana pun saat ini kita memilih untuk tinggal dan berkarya," lanjutnya.

Menurut Erick, para diaspora dapat terus mencintai Indonesia tanpa lelah dari manapun mereka berada. "Betapapun Indonesia adalah rumah kita. Mencintai Indonesia secara sederhana, itupun sudah cukup. Seperti ketika Anda merindukan rumah. Siapapun yang merindukan rumah, pasti akan melakukan apapun agar rumahnya bisa jadi tempat nyaman untuk pulang. Tidak peduli sejauh apapun kakinya melangkah," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement