Jumat 30 Sep 2022 17:30 WIB

Sulit Cari Booster Buat Lansia di Sumbar Kesulitan Bepergian

Masyarakat berharap pemerintah melonggarkan lagi aturan wajib booster.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Indira Rezkisari
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Aturan perjalanan dalam negeri yang mewajibkan harus sudah vaksin booster Covid-19, membuat sejumlah lansia di Sumatra Barat (Sumbar) kesulitan untuk bepergian. Selain sudah sulit mendapatkan booster, para lansia ini juga takut keseringan disuntik vaksin.

Salah satunya dirasakan Harlen (60 tahun) warga asal Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatra Barat. Har, begitu ia akrab siapa mengatakan bulan lalu ia berencana pergi ke Jakarta naik pesawat untuk mengunjungi anaknya yang sedang sakit. Ia sudah mengantongi tiket pesawat Batik Air yang dipesankan anaknya.

Baca Juga

Tapi ia mendapatkan informasi kalau yang masih vaksin hingga vaksin ke II tidak dapat naik pesawat. Karena yang boleh naik pesawat hanya kalau sudah vaksin booster.

"Terpaksa tiket pesawat saya hangus. Karena sudah tidak sempat lagi cari vaksin booster. Dulu pemerintah bilang kalau sudah vaksin kedua bisa terbang. Bahkan naik haji pun cukup dengan vaksin kedua," kata Har, Jumat (30/9/2022).

Har menyebut sosialisasi vaksin booster di daerahnya pun mulai tidak terdengar. Sehingga ia tidak tahu lagi di mana ada ketersediaan stok vaksin booster tersebut.

Solusinya, demi menengok anak yang sedang sakit di Jakarta, Har terpaksa memesan tiket bus ANS dari Kota Batusangkar. Bila naik bus, ia harus menempuh perjalanan selama 30 jam.

"Kami harap, pemerintah mengubah lagi aturannya supaya untuk terbang cukup vaksin ke 2. Covid-19 kan sudah lama reda. Tidak usah lagi kami disusahkan dengan aturan-aturan baru," ucap Har.

Hal yang sama juga dirasakan Rianus (57). Rianus mengaku baru pulang kampung pekan lalu ke Bukittinggi karena orang tuanya meninggal dunia.

Semula, Rianus berencana pulang kampung naik pesawat dari Semarang. Karena ia berdomisili di Jepara, Jawa Tengah. Karena persoalan booster, ia terpaksa pulang naik bus. Sehingga ketika Rianus tiba di Bukittinggi, ibunya sudah dimakamkan dua hari sebelum itu.

"Saya sudah pasrah tak dapat lagi bertemu ibu saya karena pulang naik bus," ucap Rianus.

Rianus  baru mendapatkan vaksin kedua. Ia memang belum berencana vaksin booster karena baru sebulan lalu ia mendapat vaksin kedua.

"Dalam keadaan mepet dan saya memang belum bisa mendapatkan booster. Saya harus ikhlas hanya dapat menemui ibu saya ke makamnya," kata Rianus menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement