Jumat 30 Sep 2022 11:45 WIB

Maroko Tuntut Adidas Tarik Kostum Aljazair karena Pencurian Budaya

Desain Adidas itu mengambil polda zellige yang lazim dalam motif keramik Maroko.

Adidas dituding pemerintah Maroko menggunakan desain khas budaya negara untuk kostum timnas Aljazair.
Foto: EPA
Adidas dituding pemerintah Maroko menggunakan desain khas budaya negara untuk kostum timnas Aljazair.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maroko meminta perusahaan raksasa perlengkapan olahraga Jerman, Adidas, agar membatalkan desain kostum sepak bola timnas Aljazair. Maroko beralasan desain Adidas mencuri warisan budaya Maroko.

Ppengacara Maroko Mourad Elajouti atas nama kementerian kebudayaan negara menyebut pola desain geometris yang dikenal sebagai "zellige" dan umum dalam mosaik keramik multiwarna Maroko, muncul di bagian atas kostum timnas Aljazair. Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada CEO Adidas Kasper Rorsted, Elajouti menuntut penarikan kostum itu dalam waktu dua pekan karena diklaim terinspirasi oleh seni zellige Maroko.

Baca Juga

Pengacara Maroko mencela perampasan budaya dan upaya untuk mencuri warisan budaya Maroko. Pada 23 September, Adidas merilis di Twitter foto jersey baru timnas Aljazair untuk musim 2022-2023 yang dikatakan terinspirasi oleh budaya dan sejarah.

Desainnya, menurut Adidas, terilhami Istana Mechouar di Tlemcen di barat laut Aljazair.

Maroko dan Aljazair sejak lama berselisih mengenai wilayah Sahara Barat yang disengketakan kedua negara yang menjadi tempat Front Polisario dukungan Aljazair menuntut merdeka dari Maroko. Aljazair memutuskan hubungan diplomatik pada Agustus 2021 seraya menuduh Rabat melancarkan tindakan bermusuhan yang menurut Maroko sama sekali tidak dapat dibenarkan.

"Kementerian Kebudayaan Maroko berhak menggunakan semua upaya hukum yang bisa dilakukan di hadapan pengadilan Jerman dan internasional," tambah pengacara itu dalam surat tersebut, dikutip Jumat (30/9/2022).

Dia juga mengancam akan membawa kasus itu ke hadapan organisasi-organisasi yang berkaitan dengan perlindungan warisan dan hak cipta. Termasuk ke Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO).

Wartawan dan pembawa acara TV Abdellah Tourabi termasuk di antara beberapa media sosial Maroko yang mengolok-olok langkah tersebut. "Kita sedang mendalami hal absurd," kata dia. Ia melontarkan sinisme dengan mengatakan, apakah Spanyol juga akan menggugat Maroko atas sebagian besar kuliner kita yang diambil dari Arab setelah mengambilnya dari Persia dan Turki yang dari siapa kita meminjam Kaftan dan simbol-simbol lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement