Jumat 30 Sep 2022 01:05 WIB

Buruh Pelabuhan Liverpool akan Mogok Kerja Bulan Depan

Sekitar 600 buruh pelabuhan Liverpool akan mogok kerja menuntut kenaikan gaji

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Bendera  Inggris melambai di atas Kantor Kabinet, di London. Sekitar 600 buruh pelabuhan Liverpool akan mogok kerja menuntut kenaikan gaji. Ilustrasi.
Foto: AP/Alberto Pezzali
Bendera Inggris melambai di atas Kantor Kabinet, di London. Sekitar 600 buruh pelabuhan Liverpool akan mogok kerja menuntut kenaikan gaji. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sekitar 600 buruh pelabuhan Liverpool berencana menggelar mogok kerja. Pada Kamis (29/9/2022) serikat buruh Inggris mengatakan para buruh pelabuhan akan menggelar aksinya selama tujuh hari pada bulan depan.

Serikat mengatakan aksi yang menuntut kenaikan gaji ini dimulai dari 11 sampai 17 Oktober. Krisis biaya hidup di Eropa menekan perusahaan swasta dan pemerintah untuk menaikkan upah.

Baca Juga

Sebelumnya dilaporkan aksi mogok kerja yang menuntut itu kenaikan upah di Prancis telah mengganggu sektor energi. Pasalnya mogok kerja yang didorong serikat buruh itu juga diikuti pekerja industri pembangkit listrik tenaga nuklir.

Mogok kerja 24 jam serikat buruh listrik FNME menurunkan kapasitas jaringan listrik saat Prancis sudah mengalami kekurangan reaktor nuklir. Data dari kelompok perusahaan listrik EDF menunjukkan aksi ini menurunkan generator pembangkit listrik tenaga nuklir sebanyak 3,3 gigawat. Mogok kerja juga mengurangi output pembangkit listrik tenaga air sebanyak 610 megawat.

Aksi ini juga diperkirakan akan menimbulkan gangguan pada sekolah dan transportasi. Serikat buruh hendak menguji kemampuan mereka menggalang dukungan dan menjadikan mogok kerja ini sebagai barometer untuk gejolak sosial.

Saat Presiden Emmanuel Macron terus melanjutkan rencananya untuk mereformasi sistem pensiunan Prancis, pemerintahnya merancang legislasi untuk akhir Desember mendatang. "Bagi kami ini titik awal, memulai gerakan," kata ketua serikat buruh CGT Philippe Martinez di stasiun televisi France 2 Television.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement