Kamis 29 Sep 2022 21:18 WIB

Richarlison Jadi Pesepak Bola Berikutnya yang Masih Menjadi Sasaran Rasialisme

Kasus rasialisme bukan yang pertama kalinya terjadi terhadap pemain Brasil.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Penyerang Brasil Richarlison (kanan) saat merayakan golnya ke gawang Tunisia dalam laga persahabatan. Richarlison menerima perlakuan rasisme di laga itu.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED BADRA
Penyerang Brasil Richarlison (kanan) saat merayakan golnya ke gawang Tunisia dalam laga persahabatan. Richarlison menerima perlakuan rasisme di laga itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus rasialisme di sepak bola ternyata masih terus terjadi. Terbaru, insiden itu menimpa pemain Brasil, Richarlison.

Penyerang Tottenham Hotspur itu ikut memperkuat Brasil dalam pertandingan persahabatan melawan Tunisia di Stadion Parc de Princess, Paris, Prancis, Rabu (28/9/2022) dini hari WIB. Namun ia mengalami kejadian tidak menyenangkan. Mantan pemain Everton itu dilempar pisang saat merayakan golnya ke gawang Tunisia.

Baca Juga

Menurut media Brasil, petugas keamanan stadion tidak berhasil mengidentifikasi orang yang melepas pisang ke lapangan. Pertandingan yang dimenangkan Brasil 5-1 itu juga sempat dihentikan dua kali untuk beberapa saat karena penonton mengarahkan laser ke para pemain Brasil.

Laga tersebut merupakan pemanasan terakhir Brasil sebelum menuju Qatar untuk Piala Dunia 2022. Brasil akan menghadapi Serbia, Kamerun, dan Swiss di pertandingan Grup G.

Presiden Federasi Sepak Bola Brasil (CBF), Ednaldo Rodrigues, mengutuk insiden itu dan memperkuat pendiriannya untuk melawan rasialisme. Ia juga terkejut dengan peristiwa yang terjadi di Paris.

''Hukuman untuk tindakan ini perlu lebih berat. Entah itu di luar atau di dalam lapangan, perilaku seperti ini tidak boleh ditoleransi,'' kata Ednaldo dikutip dari ESPN, Rabu (28/9/2022).

Ednaldo mengaku melihat dengan mata kepalanya sendiri insiden tersebut. Sehingga ia terkejut dengan peristiwa yang menimpa Richarlison. Menurutnya, perang melawan rasialisme bukan fokus pada sebabnya. Tapi perubahan mendasar harus dilakukan untuk menghapus kejahatan ras itu dari muka bumi.

Dalam unggahan di akun media sosial resmi, CBF menyatakan insiden ini merupakan kesekian kali kasus pelecehan rasial terjadi di sepak bola. Unggahan ini dilengkapi CBF dengan foto Richarlison dan sebuah pisang yang berada di permukaan rumput.

'Setelah gol kedua Brasil, pisang dilempar ke arah Richarlison. CBF menegaskan kembali sikap melawan semua diskriminasi dan dengan keras menolak episode terbaru kasus rasialisme di sepak bola ini,'' tulis pernyataan resmi CBF seperti dilansir BBC.

Kasus rasialisme bukan yang pertama kalinya terjadi terhadap pemain Brasil bulan ini. Pada 18 September 2022 lalu, Vinicius Junior juga menjadi sasaran rasialisme oleh penggemar Atletico Madrid sebelum derbi Madrid. Penyerang Real Madrid itu dihina melalui teriakan sebelum pertandingan dan di dalam lapangan. Vinicius diteriaki 'monyet' oleh fan Atletico di Wanda Metropolitano.

Vinicius pun membalas ejekan rasis itu dengan menari bersama Rodrygo, rekan setimnya di Brasil, setelah mencetak gol dalam kemenangan 2-1. Akibat insiden itu, tiga fan Atletico diberi sanksi oleh klub.

Namun CEO Atletico, Miguel Angel Gil, menyatakan kalau klubnya tidak akan berhenti pada tiga orang yang diberi sanksi tersebut. Atletico akan terus melakukan investigasi siapa saja yang mungkin terlibat dalam kekerasan rasialisme kepada pemain berusia 22 tahun itu.

Di tempat terpisah, Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan perilaku rasis dari seorang pemain Montenegro terhadap gelandang Glen Kamara saat bertugas membela Finlandia. Namun UEFA belum menyebutkan siapa nama pemain yang terlibat perilaku rasis dalam kemenangan Finlandia 2-0 atas Montenegro itu di laga UEFA Nations League.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement