Kamis 29 Sep 2022 19:05 WIB

Dua Kunci Sukses MIN 1 Kota Malang Raih Ribuan Prestasi

Anak-anak MIN 1 Kota Malang diajari menerapkan ajaran 5-S.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang, Suyanto. Kamis, (29/9/2022)
Foto: Fuji E Permana
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang, Suyanto. Kamis, (29/9/2022)

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang adalah salah satu madrasah unggulan di Indonesia. Ada dua hal yang menjadi kunci sukses madrasah tersebut mendidik siswa-siswi berprestasi. Pertama adalah belajar bermakna dalam setiap pelajaran apapun, kedua adalah manajemen keteladanan yang dipraktikan dan dicontohkan langsung oleh bapak-ibu gurunya.

Kepala MIN 1 Kota Malang, Suyanto, menyampaikan, MIN 1 Kota Malang menampung 1.543 siswa dan siswi, 54 rombongan belajar dan 140 guru serta karyawan. Setiap tahun tidak kurang dari 1.000 prestasi diraih siswa dan siswi pada tingkat regional, nasional dan internasional.

Baca Juga

"Setiap tahun kami aktif mengikuti kegiatan untuk menguji kemampuan anak-anak MIN 1 Kota Malang di bidang akademik dan non akademik," kata Suyanto kepada Republika, Kamis (29/9/2022).

Suyanto menyampaikan bahwa anak-anak madrasah dari sisi pelajaran, bebannya dua kali lipat daripada sekolah umum. Di madrasah, mata pelajaran umum sama persis seperti di sekolah umum. Tapi di madrasah ada tambahan lima mata pelajaran agama, ditambah pelajaran program tahfidz.

Mengenai rahasia dibalik keunggulan MIN 1 Kota Malang, Suyanto menjelaskan, yang ditanamkan para guru kepada siswa dan siswi adalah belajar bermakna. Jadi setiap mata pelajaran harus dicari intinya.

"Itu targetnya kompetensi apa yang harus dimiliki oleh putra dan putri kita, tidak terlalu dalam materinya tapi bisa dipraktekan oleh putra dan putri kita," ujarnya.

Suyanto mencontohkan, misalkan siswa-siswi belajar IPA tentang cara hidup bersih. Maka mereka harus bisa praktik dan membiasakan pola hidup bersih. Kalau pelajarannya terkait akidah dan akhlak, maka bagaimana supaya anak-anak memiliki akidah dan akhlak yang baik.

Contoh lainnya dalam pelajaran Alquran dan hadist, siswa-siswi menjadi gemar mengaji Alquran dan mengamalkan Alquran dan hadist. Jadi praktiknya yang lebih ditanamkan oleh MIN 1 Kota Malang kepada anak didiknya.

"Jadi setiap mata pelajaran kita cari core-nya (intisarinya), itulah yang akan menjadi spesifikasi dari masing-masing pelajaran," ujarnya.

Suyanto mengungkapkan, banyak orang tua merasa percaya dengan MIN 1 Kota Malang. Karena anak mereka baru masuk MIN 1 Kota Malang, akidah dan akhlaknya langsung nampak menjadi lebih baik. Siswa-siswi MIN 1 Kota Malang kalau ketemu orang taunya mengucapkan salam.

Ia menjelaskan, anak-anak MIN 1 Kota Malang diajari menerapkan ajaran 5-S, yakni senyum, sapa, salam, salim, santun. Serta suka menolong, maaf, dan terimakasih.

Selain belajar bermakna, MIN 1 Kota Malang memiliki manajemen keteladanan yang membuat siswa dan siswinya banyak meraih prestasi di berbagai bidang. Menurut Suyanto, memang semuanya berawal dari keteladanan, mulai dari atas ke bawah. Yakni mulai dari kepala madrasah sampai ke bawah memberikan keteladanan kepada bapak dan ibu guru dalam hal apapun.

"Misalnya kita ada program mahabah (madrasahku, hijau, asri dan bebas sampah), kepala madrasahnya tidak boleh bawa botol pelastik (sekali pakai), jadi saya bawa botol minum, kotak nasi, saya harus jadi contoh dan itu akan diikuti oleh bapak dan ibu guru, dalam kegiatan apapun bapak-ibu guru tidak boleh menghasilkan sampah di madrasah ini," jelas Suyanto.

Ia menjelaskan, keteladanan yang dipraktikan kepala madrasah dan bapak-ibu guru akan dilihat siswa dan siswi. Sehingga mereka akan mengikuti perbuatan baik yang dilakukan bapak-ibu guru mereka di sekolah. Siswa-siswi jadinya membawa botol minum, kotak nasi, dan memakan makanan yang sesuai dengan anjuran madrasah.

Ia mengatakan, MIN 1 Kota Malang juga memiliki program dering Subuh. Program ini dibuat untuk memantau apakah anak-anak sudah sholat Subuh atau belum.

"Bapak-ibu gurunya juga sudah saya pastikan mereka ikut sholat Subuh berjamaah di masjid. Ada program Dhuha Time, bapak-ibu gurunya saya pastikan sebelum mengajar sudah sholat Dhuha, awalnya bapak-ibu guru kemudian karyawan nanti diikuti anak-anak, bermula dari keteladanan, dan dari diri sendiri," kata Suyanto.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement