Kamis 29 Sep 2022 16:28 WIB

Harga Naik, Konsumsi Pertalite di Jatim Justru Meningkat

Konsumsi Pertalite di Jatim tumbuh 8 persen dari 12 ribu menjadi 13 ribu kilo liter

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengendara motor antre membeli bahan bakar minyak (BBM) pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Surabaya, Jawa Timur. Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra mengungkapkan terjadinya kenaikkan konsumsi BBM jenis pertalite dan solar subsidi di Jatim, meskipun harganya mengalami kenaikkan. Ia menjelaskan, untuk konsumsi pertalite, kenaikkannya mencapai 8 persen.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Pengendara motor antre membeli bahan bakar minyak (BBM) pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Surabaya, Jawa Timur. Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra mengungkapkan terjadinya kenaikkan konsumsi BBM jenis pertalite dan solar subsidi di Jatim, meskipun harganya mengalami kenaikkan. Ia menjelaskan, untuk konsumsi pertalite, kenaikkannya mencapai 8 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra mengungkapkan terjadinya kenaikkan konsumsi BBM jenis pertalite dan solar subsidi di Jatim, meskipun harganya mengalami kenaikkan. Ia menjelaskan, untuk konsumsi pertalite, kenaikkannya mencapai 8 persen.

"Yakni dari rata-rata 12 ribu kilo liter per hari pada Juli 2022, menjadi 13 ribu kilo liter per hari pada September 2022," kata Arya di Surabaya, Kamis (29/9).

Selanjutnya untuk solar subsidi, konsumsinya di Jatim mengalami kenaikkan sekitar 2 hingga 3 persen per hari. Yaitu dari rata-rata 7.080 kilo liter per hari menjadi sekitar 7.120 kilo liter per hari. Arya melanjutkan, untuk pertalite lebih banyak dikonsumsi kendaraan pribadi, terutama roda 4 yang persentasenya di kisaran 70 hingga 80 persen. Adapun untuk solar lebih banyak dikonsumsi kendaraan logistik dan umum.

"Jadi ini memang di luar dugaan ya. Kan mikirnya begitu naik konsumsinya bakal turun. Tapi ternyata di Jatim ini justru mengalami kenaikkan," ujarnya.

Arya melanjutkan, untuk BBM jenis pertamax, khususnya yang RON 92, justru mengalami penurunan mencapai 20 persen. Artinya, kata dia, malah banyak masyarakat yang beralih dari pertamax ke pertalite, meskipun harganya mengalami kenaikkan. 

Adapun konsumsi pertamax RON 98 cenderung tidak ada perubahan."Jadi memang saat ini terjadi penurunan konsumsi pertamax yang RON 92 itu sampai 20 persen. Artinya banyak masyarakat yang beralih ke pertalite. Kalau yang RON 98 cenderung tetap," kata Arya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement