Kamis 29 Sep 2022 14:53 WIB

PKS Nilai Partai Islam tak Miliki Sosok Ketokohan

Partai Islam diharap bisa terus mengawal kehidupan berbangsa.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan partai Islam di Indonesia memilik tantangan minimnya sosok yang dapat ditokohkan.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan partai Islam di Indonesia memilik tantangan minimnya sosok yang dapat ditokohkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menilai ada sejumlah poin yang membuat dukungan terhadap partai-partai Islam cenderung terus menurun. Salah satu penyebabnya adalah mereka tak punya sosok yang ketokohannya dapat ditonjolkan.

"Karena itu pembangunan institusi partai, kaderisasi partai, karakter layanan partai, dan pendekatan merit sistem di partai menjadi sebuah keniscayaan. Tentu ini tantangan kalau kita melihat partai-partai di Indonesia banyak bergantung kepada tokoh," ujar Mardani dalam dalam diskusi yang digelar oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Kamis (29/9/2022).

Baca Juga

Ia mencontohkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto di Partai Gerindra. Serta, Partai Demokrat yang memiliki Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Partai Islam memang selalu memiliki sirkulasi yang baik, tetapi efeknya memang penokohan dan ketokohan menjadi kurang. Karena itu dia double strategi untuk mengokohkan demokrasi, aktor politik dalam hal ini partai politik untuk melakukan penataan diri," ujar Mardani.

Kendati demikian, partai-partai Islam disebutnya akan terus mengawal demokrasi di Indonesia. Terutama PKS yang ingin mewujudkan apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

"2024 akan menjadi satu milestone yang baik bagi kemajuan Indonesia karena tujuannya adalah mewujudkan empat hal, melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa, dan ikut serta dalam perdamaian dunia sebagai konteks tugas negara kita," ujar Mardani.

Ketua Umum ICMI, Arif Satria mengatakan bahwa Indonesia akan menghadapi tantangan jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Tantangan tersebut semakin bertambah dengan adanya ketidakpastian masa depan akibat pasca pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik dunia.

Terkhusus jelang kontestasi nasional pada 2024, ICMI mengharapkan semua elemen masyarakat bersama-sama mengawal kehidupan berbangsa dengan berbasis pada nilai demokrasi dan bernegara. Terutama kepada partai politik berbasis Islam yang akan mengikuti Pemilu 2024.

"Tentu kita berharap partai-partai Islam adalah partai-partai yang terus mengusung nilai-nilai demokrasi, kehidupan berbangsa, dan bernegara. Kita pun berbasis pada nilai-nilai itulah kita akan mengantarkan Indonesia ini menjadi sebuah negara adil dan makmur," ujar Arif.

Ia mengakui, demokrasi di Indonesia belumlah sepenuhnya diaplikasikan secara substansial. Demokrasi di negara ini dinilainya masih bersifat prosedural, yang tentunya butuh pengawasan agar pelaksanaannya dapat berjalan baik.

"Sehingga value-value kehidupan berbangsa dan bernegara, value tentang kesatuan, keadilan, kemakmuran, dan lain-lain itulah yang harus dijunjung. Jadi value-value inilah yang harus diperjuangkan, ICMI berjuang memperjuangkan value, nilai," ujar Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement