Kamis 29 Sep 2022 12:35 WIB

Waspadai Tren Penyakit Jantung di Usia Muda

Peningkatan tren penyakit jantung karena gaya hidup tidak sehat.

Rep: Dian Fath/ Red: Friska Yolandha
Skuadron Asap, Skuadron Demonstrasi Udara Brasil, membuat hati di langit. Tren menunjukkan peningkatan penyakit jantung pada usia yang lebih muda.
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Skuadron Asap, Skuadron Demonstrasi Udara Brasil, membuat hati di langit. Tren menunjukkan peningkatan penyakit jantung pada usia yang lebih muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr. Radityo Prakoso, SpJP (K) mengatakan penyakit jantung tidak hanya ditemukan pada usia tua. Tren menunjukkan peningkatan penyakit jantung pada usia yang lebih muda.

Hal itu sebagai akibat dari peningkatan prevalensi obesitas darah tinggi merokok dan kolesterol tinggi di usia muda. “Terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun sebanyak 2 persen setiap tahunnya dari tahun 2000 sampai 2016,” ucap dr Radityo dalam keterangan, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga

Salah satu penyakit jantung yang mengalami peningkatan pada usia muda adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner terjadi karena ada sumbatan pada pembuluh koroner baik akibat deposit kolesterol atau inflamasi (peradangan).

Gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda. Masyarakat diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, berhenti merokok, berhenti makan makanan berlemak, berhenti konsumsi alkohol, dan rajin olah raga minimal 30 menit sehari.

Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Berdasarkan Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung, yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.

Bahkan, penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung sebesar Rp 7,7 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement