Rabu 28 Sep 2022 21:25 WIB

Yordania dan Sejumlah Negara Arab Berupaya Akhiri Perang Suriah  

Yordania dan negara Arab inisiasi untuk mengakhiri 11 tahun perang Suriah

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah (ilustrasi). Yordania dan negara Arab inisiasi untuk mengakhiri 11 tahun perang Suriah
Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah (ilustrasi). Yordania dan negara Arab inisiasi untuk mengakhiri 11 tahun perang Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN–Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan negaranya sedang mengumpulkan dukungan regional dan internasional untuk membantu mengakhiri konflik 11 tahun di Suriah. Upaya mengakhiri konflik itu dilakukan bersama negara-negara Arab lain.

Yordania yang telah menormalkan hubungan dengan rezim Assad yang brutal, mengadvokasi "peran Arab kolektif" untuk mengakhiri perang. Hal ini dikatakan Safadi kepada media UEA, The National di sela-sela Majelis Umum PBB di New York.

Baca Juga

"Sebagai orang Arab, kami harus mengambil peran kami dalam upaya mengakhiri bencana Suriah. Tidak ada proses nyata untuk mengatasi krisis itu dalam beberapa tahun terakhir, ini adalah politik status quo, dan kita tidak bisa hidup dengan politik status quo," katanya dilansir dari The New Arab, Selasa (27/9/2022).

Terlepas dari klaim ini, rezim Assad telah berulang kali menghambat atau keluar dari upaya internasional untuk membawa perdamaian ke Suriah, termasuk pembicaraan konstitusi baru-baru ini. Assad juga terus-menerus menyatakan bahwa dia sedang mencari solusi militer untuk mengakhiri perang di Suriah.

Yordania menampung hampir 800 ribu pengungsi Suriah menurut angka PBB, meskipun angka sebenarnya diyakini di atas satu juta. Negara itu telah berusaha untuk mengembalikan mereka ke negara asal mereka, yang hampir secara universal dipandang sebagai "tidak aman."

"Konsekuensi yang menghancurkan dari krisis Suriah terus berlanjut. Pengungsi tidak akan kembali, ekonomi menderita dan jutaan warga Suriah hidup di bawah garis kemiskinan," ujarnya.

Negara-negara lain di sekitar Suriah, seperti tetangganya yang jauh lebih kecil, Lebanon juga menampung pengungsi dalam jumlah yang sangat besar dan telah mulai berbicara tentang memfasilitasi kepulangan mereka, di tengah perpecahan yang mendalam atas masalah ini.

Kelompok hak asasi manusia dan lainnya mengatakan mereka yang kembali menghadapi kematian akibat wajib militer, penahanan, atau pertempuran. Para Menteri Luar Negeri Yordania dan Suriah membahas hal ini pekan lalu di New York.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement