Rabu 28 Sep 2022 20:36 WIB

NASA Sengaja Tabrak Pesawat ke Asteroid, Seperti dalam Film Armageddon

NASA sengaja menabrakan pesawat ke asteroid demi mengubah orbit.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Cuplikan film Armageddon yang dibintangi Bruce Willis.
Foto: Tangkapan layar youtube
Cuplikan film Armageddon yang dibintangi Bruce Willis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam misi langsung, NASA sengaja menabrakkan pesawat ruang angkasa ke asteroid, pada Senin (26/9/2022) malam, dengan harapan mengubah orbitnya. Tes Pengalihan Asteroid Ganda, atau disingkat DART, diperkirakan akan menabrak batu ruang angkasa pada pukul 19.14 waktu setempat.

Hal yang dilakukan NASA kali ini mengingatkan kita pada film lawa yang dibintangi Bruce Willis, Armageddon. Seperti di dalam filmnya, masyarakat dapat menyaksikan semuanya terjadi. Gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa akan tersedia melalui streaming langsung di situs web NASA dan akun YouTube mulai pukul 18.00 waktu setempat.

Baca Juga

"Untuk pertama kalinya, kami akan secara terukur mengubah orbit benda langit di alam semesta," ujar Kepala Sektor Eksplorasi Luar Angkasa Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins di Laurel, Robert Braun, dilansir dari Entertainment Weekly Rabu (28/9/2022).

Namun tidak persis seperti plot Armageddon, NASA memilih untuk tidak melatih ‘pengebor minyak’ untuk memasukkan hulu ledak nuklir ke asteroid. Dan juga tidak seperti di film, peristiwa itu tidak akan menimbulkan ancaman menyerang Bumi.

Jadi, sebuah pesawat ruang angkasa kecil tak berawak akan menabrak batu asteroid selebar 525 kaki bernama Dimorphos dengan kecepatan 13.421 mil per jam. Pesawat itu sekitar 100 kali lebih kecil dari asteroid, jadi tidak akan menghancurkannya seperti di film.

Tapi itu tidak apa-apa, karena NASA hanya berharap untuk mengubah kecepatan Dimorphos saat mengorbit asteroid yang jauh lebih besar (bernama Didymos) dengan 1 persen.

"Kadang-kadang kami menggambarkannya seperti menjalankan kereta golf ke dalam piramida besar atau sesuatu seperti itu. Tapi untuk Dimorphos, ini benar-benar tentang defleksi asteroid, bukan gangguan," ujar ilmuwan planet dan koordinator DART di Laboratorium Fisika Terapan, Nancy Chabot.

Dampaknya akan terjadi dalam jarak 6,8 juta mil dari Bumi, yang dibandingkan dengan luasnya tata surya, adalah sepelemparan batu. Tapi jangan takut, DART hanya berencana untuk mendorong Dimorphos lebih dekat ke asteroid satelit selebar 2.560 kaki, dan tabrakan itu tidak akan meningkatkan kemungkinan ancaman bagi Bumi.

Untungnya, tidak ada asteroid yang kita ketahui saat ini berada di jalur kilat dengan Bumi. Tetapi ada 29 ribu asteroid dekat Bumi (NEA) yang diketahui berputar di sekitar Bumi, di mana 2.224 di antaranya cukup besar dan cukup dekat untuk dianggap berpotensi berbahaya.

Menurut NASA, NEA yang lebarnya setidaknya satu kilometer (3.300 kaki) cukup besar untuk menyebabkan bencana global. Sebagai perbandingan, asteroid fiksi dari Armageddon memiliki lebar 1.000 kilometer yang sangat besar, atau sekitar 100 kali ukuran asteroid yang memusnahkan dinosaurus.

Sebuah studi oleh mahasiswa fisika di Inggris menemukan bahwa Bruce Willis dan timnya akan membutuhkan bom hampir dua miliar kali lebih kuat dari apa pun yang tersedia di Bumi, untuk meledakkan batu sebesar itu.

Data yang dikumpulkan dari misi DART akan sangat penting dalam menentukan bagaimana kita berpotensi melindungi Bumi kita sendiri, jika salah satu dari peluru luar angkasa besar itu terlalu dekat pada kenyamanan Bumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement