Rabu 28 Sep 2022 18:57 WIB

Sejak Januari Dinkes Tangsel Catat 577 Kasus Penyakit DBD Merebak

Kota Tangsel merupakan daerah endemis, masyarakat diminta aktif menekan kasus DBD.

Rep: eva rianti/ Red: Hiru Muhammad
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Ponsok Cabe, Tangerang Selatan beberapa waktu lalu. (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Ponsok Cabe, Tangerang Selatan beberapa waktu lalu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN--Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada 577 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Tangsel sejak Januari 2022. Dengan tingginya kasus DBD, masyarakat diminta untuk mengantisipasi kasus yang lebih banyak lagi, terutama karena seiring dengan terjadinya musim penghujan. 

"Kasus DBD Kota Tangerang Selatan dari bulan Januari sampai dengan 25 September 2022 berjumlah 577 kasus, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2021 dengan jumlah kasus total 437," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar, Rabu (28/9/2022). 

Baca Juga

Perinciannya, ada sebanyak 128 kasus DBD di Kecamatan Pamulang, 104 kasus di Kecamatan Pondok Aren, 97 kasus di Kecamatan Serpong, dan 86 kasus di Kecamatan Ciputat Timur. Lalu sebanyak 71 kasus di Kecamatan Serpong Utara, 60 kasus di Kecamatan Ciputat, dan 31 kasus tercatat di Kecamatan Setu. 

"Data tersebut selaras dengan kepadatan penduduk. Berdasarkan data dan analisa lima tahun terakhir di Kota Tangerang Selatan tren kasus DBD akan mengalami peningkatan kasus di bulan Desember, Januari, Februari, Maret seiring dengan musim hujan," katanya. 

Allin menyebut, Kota Tangsel merupakan daerah endemis DBD. Penyakit tersebut, lanjutnya, dapat dicegah dan dikendalikan secara bersama-sama sehingga dia meminta masyarakat untuk turut aktif dalam menekan angka DBD di Tangsel.

"Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengajak seluruh masyarakat untuk antisipasi atau mengendalikan DBD dengan melakukan upaya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M plus di antaranya menguras, mengubur, mendaur ulang, menghindari gigitan nyamuk, dan partisipasi masyarakat dalam Gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J)," serunya. 

Allin juga meminta masyarakat yang mengalami gejala DBD dapat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Gejala itu di antaranya, hari 1-3 fase demam mendadak tinggi, hari 4-5 merupakan fase kritis demam turun, lalu hari 6-7 merupakan fase penyembuhan demam kembali tinggi sebagai reaksi dari kesembuhan. 

"Apabila mengalami gejala tersebut segera periksakan segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat. Jikalau mengalami gejala syok yang di tandai dengan kaki, tangan dingin kulit lembab dan tampak gelisah agar segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement