Rabu 28 Sep 2022 14:43 WIB

CIA Peringatkan Serangan ke Pipa Gas Laut Baltik

CIA telah memperingatkan Jerman tentang serangan pipa gas di Laut Baltik

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sistem pipa dan perangkat pemutus terlihat di stasiun penerima gas dari pipa Nord Stream 2 Laut Baltik di Lubmin, Germny, Senin, 26 September 2022. Pada malam 26 September 2022, terjadi penurunan tekanan di pipa gas Nord Stream 2, menurut operator.
Foto: Stefan Sauer/dpa via AP
Sistem pipa dan perangkat pemutus terlihat di stasiun penerima gas dari pipa Nord Stream 2 Laut Baltik di Lubmin, Germny, Senin, 26 September 2022. Pada malam 26 September 2022, terjadi penurunan tekanan di pipa gas Nord Stream 2, menurut operator.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat (AS) beberapa pekan lalu memperingatkan Jerman tentang kemungkinan serangan terhadap pipa gas di Laut Baltik. Laporan ini telah dimuat oleh majalah Jerman Spiegel pada Selasa (27/9/2022), usai tersiar kabar kebocoran gas di jalur pipa Rusia ke Jerman.

Spiegel melaporkan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, pemerintah Jerman menerima laporan CIA di musim panas. Berlin mengasumsikan serangan yang ditargetkan pada jalur pipa Nord Stream 1 dan 2.

Baca Juga

Atas kabar tersebut, Spiegel menyatakan, juru bicara pemerintah Jerman menolak berkomentar. Sebelumnya, Kementerian Ekonomi Jerman mengumumkan pipa Nord Stream 1 yang menghubungkan Rusia ke Eropa telah melaporkan penurunan tekanan. Kondisi ini terjadi hanya beberapa jam setelah kebocoran dilaporkan pada pipa Nord Stream 2 di Laut Baltik di Denmark.

Kedua pipa tersebut membawa gas alam dari Rusia ke Eropa. Sementara pipa Nord Stream 2 tidak pernah beroperasi, Nord Stream 1 telah membawa gas Rusia ke Jerman sampai awal bulan ini. Pipa gas Nord Stream 2 sudah selesai ketika Kanselir Jerman Olaf Scholz menangguhkan sertifikasinya pada malam invasi Rusia ke Ukraina terjadi.

Operator jaringan pipa gas Nord Stream AG mengatakan, sistem pipa gas Nord Stream di tiga jalur lepas pantai mengalami kerusakan secara berbarengan. Kerusakan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya.

Atas insiden terbaru ini, negara-negara Eropa pun melakukan penyelidikan atas terjadinya kebocoran pada kedua jalur pipa itu. Istana Kremlin bahkan menegaskan, tidak mengesampingkan sabotase sebagai alasan di balik kerusakan jaringan pipa tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement