Rabu 28 Sep 2022 11:10 WIB

Erick: Hasil Kerja Konkret Merupakan Pencitraan Terbaik

Kata Erick yang jadi masalah ialah saat asyik pencitraan tanpa bekerja maksimal

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku terkaget-kaget dengan banyaknya baliho di sejumlah daerah yang memasang foto dirinya sebagai salah satu kandidat Pilpres 2024. (ilustrasi).
Foto: Kementerian BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku terkaget-kaget dengan banyaknya baliho di sejumlah daerah yang memasang foto dirinya sebagai salah satu kandidat Pilpres 2024. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku terkaget-kaget dengan banyaknya baliho di sejumlah daerah yang memasang foto dirinya sebagai salah satu kandidat Pilpres 2024. Erick mengatakan keberadaan baliho-baliho di luar kuasa dirinya lantaran datang dari para relawan.

"Saya juga terkaget-kaget, kemarin saudara saya kirim ada baliho di daerah ini, tulisannya presiden lagi, galak sekali, orang presidennya masih menjabat," seloroh Erick di salah satu stasiun televisi swasta pada Selasa (27/9/2022).

Seperti baliho, lanjut Erick, namanya juga kerap muncul dalam sejumlah lembaga survei untuk Pilpres 2024. Erick mengatakan tidak mungkin mempunyai kewenangan untuk relawan atau lembaga survei menghentikan aktivitas tersebut.

Erick memaknai hal ini sebagai apresiasi atas kinerjanya dalam memperbaiki BUMN. Erick mengaku tetap fokus bekerja dan tak ingin terlena dengan hal-hal tersebut.

"Jangan gara-gara ini lupa bekerja, malah asyik personal branding. Ada seorang teman bicara kepada saya, hasil kerja itu adalah pencitraan yang terbaik, itu yang harus dipikirkan, bukan pencitraan dulu tapi hasil kerjanya, jangan kebalik," ucap Erick.

Erick menyebut yang menjadi masalah ialah saat asyik melakukan pencitraan tanpa bekerja secara maksimal. Terlebih di era media sosial, lanjut Erick, yang banyak terjebak pencitraan konten daripada hasil kerjanya.

Meski begitu, Erick menilai hal yang lumrah jika masyarakat ingin tahu profil tentang para pejabat yang bertugas sebagai pelayan publik.

"Makanya kemarin banyak bicara mengenai data-data publik, saya sepakat data pribadi harus dilindungi, tetapi kita sebagai pejabat publik yang sudah punya data di publik, ya nggak boleh marah juga, orang di Wikipedia ada semuanya kadang-kadang," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement