Selasa 27 Sep 2022 21:47 WIB

Buleleng akan Buka Wisata Selam Eks-Kapal Perang

Wisata selam jadi tindak lanjut rencana penenggelaman kapal perang

Red: Nur Aini
Penyelam (ilustrasi) Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali akan memiliki wisata selam eks-kapal perang
Foto: sulawesitourguide.com
Penyelam (ilustrasi) Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali akan memiliki wisata selam eks-kapal perang

REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali akan memiliki wisata selam eks-kapal perang yang merupakan program tindak lanjut rencana penenggelaman kapal perang KRI Ki Hajar Dewantara-364 di perairan Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.

"Kami akan mengelola (wisata selam eks kapal perang) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, dan Bali Tourism Board (BTB)," kata Ketut Lihadnyana setelah memimpin rapat koordinasi pembahasan rencana penenggelaman kapal perang eks TNI AL KRI Ki Hajar Dewantara-364 di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Adapun kerja sama tiga pihak ini akan menjadi pijakan dalam mengelola sebuah destinasi baru dalam bentuk wisata bahari melalui penenggelaman kapal eks-TNI AL ini. Hingga saat ini, kerja sama itu dinilai berjalan dengan cukup baik.

"Kami di Buleleng sudah menyiapkan surat permohonan hibah. Setelah itu ini harus dikelola dengan kerja sama tiga pihak. Karena perairan itu kewenangan provinsi, sementara kapal menjadi milik Pemkab karena sudah dihibahkan. Pengelolaannya dari BTB," ujarnya.

Sebelum ditentukan di perairan Desa Pacung, terdapat dua alternatif penenggelaman yaitu perairan Desa Bondalem dan Desa Pacung. Dua tempat tersebut sama-sama berada di wilayah ujung timur Buleleng yaitu Kecamatan Tejakula.

Setelah mendengarkan kajian dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL), akhirnya Desa Pacung dinilai lebih tepat. Keputusan ini diambil karena perairan dan lahan darat menjadi satu kesatuan. Lahan di daratan itu pun harus tanah milik desa adat atau pemerintah.

"Tidak boleh milik perorangan. Karena di darat BTB akan membangun sarana prasarana semacam museum. Akan ditempatkan replika kapal perang eks TNI AL yang ditenggelamkan. Begitu kaitannya," ucap Lihadnyana.

Lihadnyana mengatakan bahwa perjanjian kerja sama akan segera diselesaikan. Permohonan hibah juga akan segera diajukan ke Kementerian Keuangan dan atau Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).

Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali itu juga menjelaskan bahwa BTB akan membiayai penuh proses ini. Mulai dari merestorasi kapal, membawa ke titik penenggelaman, hingga proses penenggelaman.

"Pemeliharaan setelahnya juga bagian dari tanggung jawab BTB. Nanti dari tiga pihak ini pengelolanya BTB. Kemudian akan ada kontribusi ke Buleleng dan Pemprov Bali. Jelas kalau dari Pemkab Buleleng diharapkan yang bekerja adalah orang-orang Buleleng," katanya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris BTB Freddy SPS mengungkapkan rencana pengelolaan lokasi wisata selam ke depan. Ia menyatakan, proyek ini bukan sekedar penenggelaman kapal. Akan ada ekosistem baik penginapan, tempat makan, dan wisata bahari lainnya di sekitar lokasi.

Ekosistem itu dinilai tentu akan melibatkan masyarakat sekitar. Pengelolaan wisata selam kapal perang milik BI ini akan memberikan suatu nilai sejarah yang bisa diketahui oleh para wisatawan yang berkunjung.

"Semua proses saat ini, ditargetkan akhir tahun ini restorasi kapal dan rencana penenggelaman. Proses hibah tentu butuh waktu. Kapal akan ditenggelamkan di kedalaman 20 sampai 40 meter," ungkap dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement