Selasa 27 Sep 2022 09:46 WIB

Canberra Institute of Technology Siap Partisipasi Dalam Program IISMAVO

CIT sangat tertarik untuk berpartisipasi dalam penguatan SDM  Indonesia khususnya bid

Atdikbud RI Canberra  Mukhamad Najib (tengah) bersama tim Canberra Institute of Technology (CIT) Canberra, Australia, Senin (26/9/2022).
Foto: Dok KBRI Canberra
Atdikbud RI Canberra Mukhamad Najib (tengah) bersama tim Canberra Institute of Technology (CIT) Canberra, Australia, Senin (26/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra terus berupaya meningkatkan kerja sama pendidikan dengan berbagai institusi di Australia.  Salah satunya dengan Canberra Institute of Technology (CIT) yang memiliki kampus di Canberra. CIT merupakan sekolah vokasi milik pemerintah Canberra yang menawarkan berbagai program keahlian yang dibutuhkan oleh industri di Australia.

Dalam kunjungan kerjanya ke CIT, Senin (26/9/2022),  Atdikbud Mukhamad Najib menawarkan progam kerja  sama pendidikan antara CIT dengan lembaga pendidikan vokasi di Indonesia. Beberapa program yang dapat dikerjasamakan antara lain pengiriman mahasiswa, penigkatan kapasitas dosen politeknik dan penguatan program bahasa Indonesia. Selama ini CIT juga memiliki Diplomat Academy yang salah satunya mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang paling banyak peminatnya.

Kedatangan Atdikbud Najib di kampus CIT diterima oleh tim CIT yang terdiri dari Catherine Ng selaku General Manager dan Fiona Broers selaku kepala international student operation. Dalam kesempatan tersebut Atdikbud juga mempresentasikan program Indonesian International Student Mobility Awards edisi Vokasi (IISMAVO). “Program ini memberi kesempatan kepada mahasiswa vokasi di Indonesia untuk belajar dan merasakan pengalaman di lingkungan industri di luar negeri. Dalam program ini, mahasiswa terpilih diberi beasiswa oleh pemerintah untuk studi di luar negeri selama satu semester,”  terang Najib dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (26/9/2022).

Adapun alasan Atdikbud mengajak CIT berpartisipasi dalam IISMAVO karena CIT dinilai memiliki hubungan yang dekat dengan industri dan berpengalaman dalam mengelola mahasiswa internasional. “Hubungan yang kuat antara CIT dengan industri memudahkan mahasiswa vokasi Indonesia yang dikirim ke CIT untuk mendapatkan penempatan magang di industri. Selain itu, setiap tahunnya CIT menerima tidak kurang dari 500 mahasiswa internasional, sehingga mereka sudah terbiasa dalam mengelola mahasiswa internasional,”   jelas Najib.

Atdikbud juga menjelaskan bahwa program IISMAVO saat ini sudah berjalan untuk tahun pertama dan sudah ada mahasiswa yang dikirim ke Australia. “Saat ini ada 55 orang mahasiswa vokasi dari berbagai universitas dan politeknik di Indonesia yang mengikuti program IISMAVO di Australia. Sebagian mereka di Melbourne dan sebagian di Western Australia. Saya berharap CIT bisa ikut bergabung juga sehingga mahasiswa IISMAVO bisa menyebar sampai ke Canberra,”  ujar  Najib.

Mendapat penjelasan mengenai IISMAVO dan ajakan untuk berpartisipasi sebagai mitra program, Catherine menyampaikan apresiasi dan minatnya. “Kami sangat tertarik dengan program IISMAVO. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah Indonesia yang besar pada kemajuan sekolah vokasi di Indonesia. Indonesia dan Australia sangatlah dekat, bukan hanya dari sisi jarak tapi juga dari hubungan baik yang selama ini telah terbangun. CIT sangat tertarik untuk berpartisipasi dalam penguatan sumberdaya manusia di Indonesia khususnya dibidang vokasi”, tuturnya.

Adapun bidang-bidang yang unggul di CIT antara lain Art and Design, Business, Accounting and IT, Building and Construction, Health and Community Services, Hospitality and Culinary serta Project Management. “Kami memiliki bidang-bidang yang saya yakin sangat dibutuhkan di Indonesia, seperti teknologi informasi, konstruksi, manajemen projek, dan lain-lain. Oleh karena itu kami siap jika diajak berpartisipasi dalam IISMAVO. Kami juga siap membantu dalam program capacity building bagi dosen-dosen vokasi di Indonesia”, tambah Catherine. 

CIT merupakan lembaga pendidikan vokasi yang telah berpengalaman selama 90 tahun dalam memberikan pendidikan teknis dan lanjutan di wilayah Canberra dan sekitarnya. Saat ini, CIT menerima sekitar 20.000 mahasiswa setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan CIT sebagai lembaga pendidikan vokasi yang dipercaya oleh masyarakat Australia. Dengan rekam jejak yang baik seperti itu maka sangat layak jika CIT dapat bekerja  sama dengan lembaga pendidikan vokasi di Indonesia untuk menciptakan lulusan vokasi Indonesia yang berkualitas global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement