Senin 26 Sep 2022 20:45 WIB

Din Syamsuddin: Muktamar Perlu Perjelas Wawasan Islam Berkemajuan

Gerakan pencerahan Muhammadiyah penting di tengah kerusakan dalam peradaban dunia.

Din Syamsuddin
Foto: Republika/Irwan Kelana
Din Syamsuddin

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015, Din Syamsuddin menyatakan pelaksanaan Muktamar ke-48 PP Muhammadiyah yang akan berlangsung di Solo pada 19-20 November 2022, perlu memperjelas gerakan wawasan Islam berkemajuan.

"Ini (muktamar) perlu memperjelas wawasan Islam berkemajuan, mempertajam kerangka strategis, dan meningkatkan fungsi organisasi menjadi organisasi modern yang menerapkan manajemen perubahan dan kepemimpinan perubahan," ujar Din dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (26/9/2022).

Din mengatakan tema yang diangkat pada muktamar tahun ini yakni "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta" terkesan utopis, tapi relevan, penting, dan juga mendesak untuk diwujudkan.

Muhammadiyah, kata dia, sebenarnya sudah melaksanakan upaya tersebut lewat gerakan pencerahannya. Dua dasawarsa terakhir, salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu telah mendunia dengan membentuk cabang Istimewa di 30 negara.

 

"Selain itu, mempunyai tujuh organisasi saudara, yaitu organisasi bernama Muhammadiyah, dengan paham dan manhaj gerakan serupa, walau tidak memiliki hubungan organisatoris dengan Muhammadiyah di Indonesia," kata Din.

Selain itu, Muhammadiyah juga telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah organisasi dan lembaga di mancanegara dan mendirikan universitas di luar negeri.

"Muhammadiyah untuk itu memiliki potensi besar dan infrastruktur nilai yang kuat," kata dia.

Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu ini mengatakan bahwa gerakan pencerahan Muhammadiyah penting di tengah kerusakan akumulatif dalam peradaban dunia.

Muhammadiyah potensial untuk menjadi lokomotif perubahan dan perbaikan. Syaratnya, Muhammadiyah harus mampu memformulasikan wawasan Islam berkemajuan menjadi ideologi dan strategi peradaban yang operasional ke dalam sistem ekonomi, politik, dan budaya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement