Senin 26 Sep 2022 10:14 WIB

Melawan Shadow Economy

Munculnya penumpang gelap dan transaksi haram tak lepas dari lack of integrity.

Karikatur Republika
Foto: republika/daan yahya
Karikatur Republika

Oleh : Elba Damhuri, Jurnalis Ekonomi/Chief Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, -- Para penumpang gelap (free riders) telah merasuki sistem keuangan di Indonesia. Mereka memanfaatkan celah-celah bolong sistem keuangan ini untuk transaksi judi, narkoba, hingga cuci uang hasil korupsi.

Maraknya kasus pinjaman online (pinjol) ilegal juga tak lepas dari rentannya sistem keuangan. Ekonomi underground tumbuh subur yang dampaknya tidak hanya mengganggu pertumbuhan ekonomi, namun ikut merusak moralitas dengan munculnya kasus bunuh diri, pemerasan, dan pemaksaan lainnya.

"Sistem keuangan di Indonesia agak rawan," begitu ungkap anggota Komisioner OJK Dian Ediana Rae saat diskusi dengan jurnalis ekonomi di Bandung, 24 September.

Ada masalah serius dengan struktur pasar dalam sistem keuangan di Indonesia. Dian menyebut persoalan integritas sistem keuangan. 

 

Munculnya penumpang gelap dan transaksi haram dalam sistem keuangan di Indonesia tak lepas dari faktor lack of integrity ini. Tak heran jika Indonesia seolah menjadi "surga" bagi transaksi-transaksi kegiatan ekonomi ilegal.

Padahal, integritas sistem keuangan merupakan salah satu pilar utama dalam mendorong dan menaikkan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut ekonom Frederic S Mishkin, semakin berintegritas sebuah sistem keuangan, semakin sehat dan efisien ekonomi negara itu.

Miskhin sangat tepat. Sejumlah riset telah membuktikan sistem keuangan terintegritas memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dengan fungsinya sebagai penyedia dana dari mereka yang kelebihan (surplus of fund) kepada mereka yang membutuhkan (kekurangan) dana. 

Dian menyatakan jika sistem keuangan berintegritas, maka tidak perlu orang-orang dipaksa untuk menyimpan uang di sini. Atau membuat aturan ketat soal hasil devisa ekspor dipaksa masuk ke Indonesia.

Mengapa Singapura menjadi pusat dan surga keuangan di Asia? Dian menyebut karena Singapura memiliki integritas sistem keuangan yang bagus dan kredibel. Perusahaan dan individu dengan sukarela menyimpan uang mereka di sana, tanpa dipaksa atau disuruh.

Isu ini menjadi sangat penting. Sistem keuangan mencakup isu struktur pasar, kondisi ekonomi makro, situasi ekonomi global, dan keadaan individu bank-bank.

"Struktur keuangan kita masih jauh dari efisien. Jumlah bank masih banyak. Bank umum masih ratusan, BPR ribuan, belum lagi ada banyak lembaga keuangan mikro," kata Dian yang pernah menjadi Wakil Ketua PPATK ini.

Saat ini, jumlah bank umum lebih dari 100, sementara BPR ada 1.600-an. Kebanyakan bank-bank ini memiliki size modal kecil dan tidak mampu melakukan ekspansi usaha secara baik, apalagi masif. 

Fungsi bank sebagai agen utama pembiayaan tidak berjalan dengan baik. Ekonomi tidak terdampak besar. Yang terjadi, sejumlah bank-bank ini terutama BPR malah menjadi beban ekonomi saja.

Dian ingin ke depannya perlu langkah-langkah sistemik dan komprehensif agar struktur pasar lebih efisien. Perlu ada penguatan integritas sistem keuangan. 

Menurut Dian, integritas ini menjadi modal utama untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi tinggi. Integritas ini akan membuka ruang luas bagi masuknya investasi lokal dan luar, investor asing, perdagangan, hingga sistem keuangan berfungsi efisien.

Apalagi, potensi ekonomi Indonesia masih besar. Ada shadow economy yang bisa mencapai 30 persen dari GDP. "Kalau kita masuk ke sini, ekonomi tidak hanya bergerak di 5 persen," Dian menegaskan.

Salah satu penyebab munculnya shadow economy ini adalah karena sistem keuangan yang memang kurang berintegritas. Kegiatan ekonomi undeground muncul dan itu berisiko terhadap aktivitas ekonomi nasional seperti terjadinya pelarian mudal ke luar negeri.

Tak heran jika struktur pasar menjadi fokus OJK untuk diperbaiki. Struktur pasar keuangan yang gemuk ini akan dirampingkan dengan kualitas modal yang besar. 

Shadow economy atau ekonomi hitam merupakan kegiatan ekonomi yang tidak sesuai dengan aturan atau regulasi di negara tersebut. Sumber ekonomi hitam ini bisa datang dari luar negeri maupun dalam negeri.

Shadow economy bisa legal atau ilegal tergantung pada barang dan/atau jasa apa yang terlibat. Ekonomi hitam jelas terkait dengan konsep pasar gelap baik di sektor perdagangan maupun keuangan.

Persepsi Positif 

Dian percaya sistem keuangan berintegritas memunculkan persepsi positif sehingga berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi. Dan aktor utama dalam sistem keuangan ini adalah sektor perbankan.

Sistem keuangan berintegritas itu masih berpotensi dibangun. Jika sistem berintegritas sudah terbangun maka hal itu akan makin mempermudah untuk menarik investasi asing dan domestik. "Ini menjadi misi kami lima tahun ke depan. Itu semua harus diatasi secara mendasar dan sistemik," kata Dian.

Membangun sistem keuangan berintegritas itu bukan hanya tanggung jawab OJK, tapi merupakan tanggung jawab bersama. Kolaborasi dengan sejumlah lembaga diperlukan serta dukungan masyarakat.

OJK tidak dapat berdiri sendiri, kerja sama dan kolaborasi menjadi suatu keharusan. Sebagai regulator dari industri keuangan OJK harus dapat menyeimbangkan tiga hal penting: stabilitas, inovasi, dan perlinduingan konsumen.

Dalam hal ini rumus umum berlaku: kolobarasi, integritas, dan inovasi. Untuk membangun industri keuangan yang sehat dan efisien, ketiga hal ini dibutuhkan saling mengait.

Kolaborasi tidak bisa berjalan tanpa adanya krediblitas sistem keuangan. Kredibilitas sistem keuangan juga tidak memiliki nilai lebih jika tidak ada inovasi-inovasi sektor keuangan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement