Ahad 25 Sep 2022 22:15 WIB

Khotbah Jumat di NTB Diisi Materi Cegah Stunting

Materi stunting dalam khotbah Jumat akan terus dilaksanakan

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agung Sasongko
Shalat Jumat di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB di Mataram, NTB (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Shalat Jumat di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB di Mataram, NTB (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Gerakan Aksi Sadar Stop Stunting (GAS3) untuk mengejar target prevalensi stunting 14 persen pada 2024. Salah satu upaya itu dengan memasukkan materi sosialisasi pencegahan stunting ke dalam materi khotbah Jumat di 1.005 masjid utama di seluruh desa dan kelurahan di Provinsi NTB.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Provinsi NTB Drs. Sama’an, M.Si, Ahad (25/9/2022) mengatakan instrumen sosisalisasi dan kampanye percepatan penurunan stunting yang masuk ke dalam materi khutbah Jumat merupakan inisiasi dari TPPS Provinsi NTB.

Baca Juga

“Materinya adalah mencegah stunting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kegiatan ini diinisiasi oleh TPPS Provinsi Nusa Tenggara Barat dan yang menjadi pengampu adalah Bappeda Provinsi,” kata Sama’an.

Menurut Sama’an, langkah itu merupakan gerakan dari berbagai pihak dengan harapan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah stunting secara berkelanjutan dari hulu dan hilir.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si. mengatakan pemerintah harus berperan serta dalam Gerakan Aksi Sadar Stop Stunting. “Gerakan Aksi Sadar Stop Stunting melalui khotbah Jumat ini adalah upaya gerakan bersama dan merupakan program strategis,” kata Iswandi yang juga wakil ketua TPPS Provinsi NTB.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, tingkat prevalensi stunting rata-rata di NTB sebesar 31,4 persen. Provinsi NTB merupakan satu dari 12 provinsi yang menjadi prioritas percepatan penurunan stunting.

"Kita harus bekerja keras dan bergotong royong untuk mengejar target 14 persen pada 2024. Kita saling bekerja sama, tolong menolong. Karena itu peran serta pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menurunkan prevalensi stunting ini,” kata Iswandi.

Iswandi juga mengajak seluruh komponen untuk bersama-sama membangun dan mengedukasi masyarakat. “Stunting ini bukanlah aib. Menjadi tugas mulia kita bersama untuk menjaga kesehatan anak-anak kita, terhindar dari berbagai penyakit, hidup sehat, makan makanan bergizi, mendapat ASI yang cukup,” ujar Iswandi.

Koordinator Program Menajer Satgas Stunting Provinsi NTB, Dr. M. Karjono, S.KM., M.Kes. mengatakan upaya yang dilakukan melalui pendekatan mimbar diharapkan dapat menyentuh semua elemen di NTB dan menjadi Best Practice yang dapat dicontoh oleh daerah lain dalam upaya percepatan penurunan Stunting.

“Dalam upaya percepatan penurunan stunting di NTB dibutuhkan kesadaran dan partisipasi semua pihak, baik pemerintah maupun swasta,” kata Karjono.

Menurut Karjono, materi stunting dalam khotbah Jumat akan terus dilaksanakan dan disesuaikan dengan tema-tema yang menarik sesuai dengan periode masa emas siklus kehidupan.

Karjono menjelaskan pelaksanaan kegiatan melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di seluruh wilayah di NTB, mulai dari pemberian materi khotbah Jum’at ke setiap masjid, melakukan peliputan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di wilayah kerja masing-masing.

Kegiatan ini menurut Karjono, dipantau langsung dari sekretariat TPPS yang berpusat di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement