Ahad 25 Sep 2022 23:35 WIB

Menko Muhadjir: Keragaman Modal Bangsa yang Harus Dijaga

Keragaman tersebut antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan keberagaman merupakan modal bangsa Indonesia yang harus dijaga. Keragaman tersebut antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama. Oleh karena itu, dia mengatakan pentingnya menjaga kemajemukan dan kerukunan antar masyarakat.

"Keberagaman ini merupakan aset bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan rawat bersama," ujar Muhadjir dalam siaran persnya usai menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) di Auditorium Primary School Tzu Chi, Jakarta, Ahad (25/9/2022).

Munas Permabudhi dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo melalui video taping dan dilanjutkan pemukulan gong secara simbolis yang dilakukan Menko PMK.

Muhadjir juga mengingatkan, Indonesia merupakan salah satu negara multikultural dengan berbagai keragaman yang dimilikinya.

Pada kesempatan itu, dia turut memberikan apresiasi terhadap program yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh Permadhi.

Dia berharap, seterusnya, Permabudhi dapat mengambil bagian dalam upaya mendorong program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) agar berkesinambungan dengan program pemerintah khususnya untuk membangun sumber daya manusia (SDM).

Dalam mendorong GNRM tersebut, kata Muhadjir, terdapat tiga nilai utama yang perlu diaplikasikan dalam kehidupan. Diantaranya, integritas, gotong royong dan kerja keras.

Menurutnya, tiga nilai utama itu sangat penting untuk diimplementasikan dan digaungkan lebih luas melalui Aksi-aksi Nyata di masyarakat, khususnya di lingkungan Organisasi/Majelis Tinggi Keagamaan di Indonesia.

"Majelis Keagamaan di Indonesia harus mengambil peran itu. Tanpa itu kita tidak mungkin mencapai Indonesia yang besar yang menjadi gagasan kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement