Ahad 25 Sep 2022 15:45 WIB

Zelenskyy Terkejut Israel Enggan Beri Bantuan Senjata Kepada Ukraina

Israel telah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengaku terkejut karena Israel enggan memberikan sistem anti-rudal untuk membantu Ukraina melawan serangan Rusia.
Foto: AP Photo/Andrew Kravchenko
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengaku terkejut karena Israel enggan memberikan sistem anti-rudal untuk membantu Ukraina melawan serangan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Volodymyr Zelenskyy mengaku terkejut karena Israel enggan memberikan sistem anti-rudal untuk membantu Ukraina melawan serangan Rusia. Zelenskyy telah meminta bantuan senjata kepada Israel tak lama setelah perang dimulai pada Februari.  

Zelenskyy telah meminta bantuan sistem Iron Dome Israel, yang sering digunakan untuk mencegat roket yang ditembakkan oleh militan Palestina di Gaza. Namun Israel menolak untuk memberikannya.

Baca Juga

"Mereka tidak bisa memberikan bantuan pertahanan udara kepada kami," kata Zelenskyy.

Israel telah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Namun Israel bersikap waspada terhadap ketegangan hubungan dengan Moskow, yang memiliki kekuasaan di negara tetangga Suriah. Pasukan Israel sering menyerang milisi pro-Iran di Suriah.

"Saya mengerti - mereka memiliki situasi yang sulit, mengenai situasi dengan Suriah dan Rusia. Saya menyatakan fakta. Percakapan saya dengan para pemimpin Israel tidak membantu Ukraina," kata Zelenskyy.

Komentar Zelenskyy kali ini lebih tegas daripada komentar sebelumnya pada Maret. Ketika itu, Zelenskyy mencela Israel karena keengganannya untuk mengirim senjata.  Pada saat itu, Israel tidak berkomitmen untuk mengirimkan senjata. Israel hanya mengatakan mereka siap membantu Ukraina sebisa mungkin.  

Zelenskyy menuntut pengadilan khusus PBB untuk menjatuhkan hukuman yang adil kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina. Termasuk hukuman finansial dan mencabut hak veto Moskow di Dewan Keamanan.

Zelenskyy menyampaikan pidato melalui video yang telah direkam, di hadapan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB pada Rabu (21/9). Pidato ini disampaikan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi tentara dalam masa perang pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua.  

"Sebuah kejahatan telah dilakukan terhadap Ukraina, dan kami menuntut hukuman yang adil. Sebuah pengadilan khusus harus dibentuk untuk menghukum Rusia atas kejahatan agresi terhadap negara kita. Rusia harus membayar perang ini dengan asetnya," kata Zelenskyy.

Zelenskyy memaparkan lima kondisi perdamaian yang tidak dapat dinegosiasikan. Salah satunya termasuk hukuman atas agresi Rusia, pemulihan keamanan dan integritas wilayah Ukraina, dan jaminan keamanan. Para delegasi di PBB memberikan tepuk tangan meriah di akhir pidato Zelenskyy.

Sebelumnya pada Rabu, dalam pidato yang disiarkan di televisi, Putin mengumumkan langkah untuk mencaplok empat provinsi Ukraina dan mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia. Tanpa memberikan bukti, Putin menuduh para pejabat di negara-negara NATO mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia. 

“Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan," ujar Putin.

Penerbangan keluar dari Rusia dengan cepat terjual habis. Sementara pemimpin oposisi yang dipenjara Alexei Navalny menyerukan demonstrasi massal menentang mobilisasi masyarakat Rusia ke medan perang di Ukraina.

Rusia mengatakan beberapa orang sudah menerima pemberitahuan panggilan perang. Sementara polisi melarang kaum pria meninggalkan kota di selatan Rusia. Kelompok pemantau protes independen OVD-Info mengatakan lebih dari 1.300 orang telah ditahan dalam protes pada Rabu malam.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement