Kamis 22 Sep 2022 22:37 WIB

Insiden Kekacauan dalam Pertandingan Sepak Bola di Inggris dan Wales Naik Drastis

Dari 3.019 laga, ada 1.609 insiden tidak diinginkan terjadi di Inggris dan Wales.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Israr Itah
Pemain Manchester United bertepuk tangan untuk penonton (ilustrasi).
Foto: AP/Ian Walton
Pemain Manchester United bertepuk tangan untuk penonton (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Insiden kekacauan, seperti perilaku kriminal dan anti-sosial dalam sepak bola Inggris dan Wales meningkat drastis tahun lalu. Data yang dirilis oleh Home Office, insiden kekacauan yang dilaporkan pada pertandingan di Inggris dan Wales naik 60 persen, dibandingkan kompetisi sebelum pandemi Covid-19.

Dikutip dari Sky Sports, Kamis (22/9/2022), dari 3.019 pertandingan, ada 1.609 insiden yang tidak diinginkan terjadi di Inggris dan Wales selama musim lalu, atau setara dengan 53 persen. Pada 2018/19, dilaporkan ada insiden pada 1.007 pertandingan, setara sepertiga dari jumlah pertandingan yang dimainkan.

Baca Juga

Ada 441 pertandingan dimana penonton masuk ke lapangan musim lalu, naik 127 persen dibandingkan musim 2018/19. Selain itu, ada 384 insiden kejahatan rasialisme, atau meningkat 99 persen. Sementara penangkapan terkait sepak bola naik 59 persen menjadi 2.198, tertinggi sejak musim 2013/14 dengan 2.273 kasus.

West Ham memiliki jumlah penangkapan tertinggi untuk satu klub, dengan 95 sepanjang musim. Diikuti Manchester City (76), Manchester United (72), Leicester (59) dan Everton (58). 

Pihak berwenang mengeluarkan 516 perintah larangan sepak bola baru pada musim 2021/22 dan 1.308 diberlakukan akhir musim. Ada 729 kasus kepemilikan kembang api, dengan 561 di antaranya dilepaskan ke lapangan.

Tingkat penangkapan adalah 5,2 per 100 ribu peserta pada 2021/22. Angka itu tertinggi sejak musim 2014/15. Para Rabu lalu, Liga Primer mengumumkan aturan larangan minimal satu tahun hadir ke pertandingan kandang dan tandang, buat penggemar yang memasuki lapangan atau membawa, serta menggunakan kembang api. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement