Kamis 22 Sep 2022 23:11 WIB

Memasuki Musim Hujan, Warga Lhokseumawe Diminta Waspada Demam Berdarah

Warga diminta menggiatkan gerakan 3M untuk mencegah demam berdarah.

Seorang kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) memeriksa bak penampungan air. Memasuki Musim Hujan, Warga Lhokseumawe Diminta Waspada Demam Berdarah
Foto: ANTARA/Andi Bagasela
Seorang kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) memeriksa bak penampungan air. Memasuki Musim Hujan, Warga Lhokseumawe Diminta Waspada Demam Berdarah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Aceh, mengimbau masyarakat di daerah itu mewaspadai demam berdarah karena sudah memasuki musim penghujan dan penularannya termasuk cepat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza mengatakan penularan demam berdarah melalui nyamuk Aedes aegypty.

"Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut karena penularannya termasuk cepat. Apalagi saat penghujan," kata dia, Kamis (22/9/2022).

Baca Juga

Pihaknya mencatat 39 warga di Kota Lhokseumawe terjangkit demam berdarah sepanjang 2022. Dari jumlah tersebut, tidak ada yang meninggal dunia, semuanya dinyatakan sembuh.

Menurut dia, adanya warga terjangkit demam berdarah, menunjukkan ancaman penyakit tersebut akan terus ada. Demam berdarah terjadi karena lingkungan tidak bersih.

Safwaliza mengatakan pemerintah menganggarkan dana setiap tahun untuk pencegahan dan pengendalian demam berdarah. Pencegahan dengan penyediaan serbuk abate.

"Kemudian dengan pengasapan atau fogging untuk membasmi jentik nyamuk yang menjadi penyebab penyakit tersebut. Umumnya, kasus demam berdarah terjadi di wilayah yang lingkungannya kurang bersih," kata dia.

Safwaliza juga mengajak masyarakat rutin bergotong royong di lingkungan masing-masing guna mengatasi sampah dan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Selain itu, mengantisipasi penularan demam berdarah dengan tetap menjaga kebersihan dan menggiatkan gerakan 3M yakni menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty.

Ia mengatakan peran serta masyarakat dibutuhkan untuk pencegahan penyakit demam berdarah. Upaya pengasapan yang dilakukan, kata dia, tidak akan menyelesaikan masalah, jika sarang dan jentik nyamuk tidak diberantas. Pengasapan hanya untuk membunuh nyamuk dewasa.

"Saat musim hujan, kasus penyakit DBD akan meningkat seiring populasi nyamuk Aedes aegypti akan menetas ketika tempat berkembang biaknya tergenang air hujan. Maka menjaga kebersihan lingkungan penting dilakukan secara bersama-sama," kata Safwaliza.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement