Kamis 22 Sep 2022 20:15 WIB

Pemerintah Ukraina: Ada Agen Rusia di Sektor Pertahanan

Rusia memiliki agen di sektor pertahanan Ukraina yang telah mengirimkan informasi

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Anggota layanan penyelamatan bekerja untuk membersihkan puing-puing dan struktur tidak stabil yang bisa jatuh, di atap sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak setelah serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, Rabu, 21 September 2022.
Foto: AP/Leo Correa
Anggota layanan penyelamatan bekerja untuk membersihkan puing-puing dan struktur tidak stabil yang bisa jatuh, di atap sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak setelah serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, Rabu, 21 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Perwakilan Presiden Volodymyr Zelenskyy di parlemen Ukraina, Fedir Venislavskyi mengatakan Rusia memiliki agen di sektor pertahanan Ukraina yang telah mengirimkan informasi ke Moskow sehingga Rusia dapat mengantisipasi gerakan Ukraina di medan perang.

"Kami tidak boleh meremehkan musuh, sayangnya direktorat intelijen utama mereka memiliki banyak agen, termasuk di sektor pertahanan kami, saya pikir mereka memahami sebagian langkah angkatan bersenjata kami berikutnya, yang akan kami lihat dapat waktu dekat," kata Venislavskyi pada parlemen Ukraina, Kamis (22/9/2022).

Pada Rabu (21/9/2022) lalu Presiden Vladimir Putin  mengumumkan mobilisasi militer parsial di Rusia.

"Saya menganggap perlu untuk mendukung proposal Kementerian Pertahanan dan Kepala Staf Umum Militer untuk menyatakan mobilisasi parsial di Federasi Rusia," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi.

Dengan keputusan terkait yang sudah ditandatangani, kegiatan mobilisasi dimulai pada hari Rabu.

Menurut dekrit yang dipublikasikan di situs Kremlin, warga Rusia berusia antara 18 dan 50 tahun terlibat dalam mobilisasi militer, dan mereka akan dibayar sebanyak personel militer yang bertugas di bawah kontrak.

Kontrak staf militer profesional akan diperpanjang secara otomatis hingga akhir masa mobilisasi. Orang-orang yang bekerja di perusahaan yang memproduksi senjata dibebaskan dari wajib militer.

Langkah itu dilakukan sehari setelah pengumuman referendum di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia seperti Donetsk, Luhansk, Kherson, dan sebagian Zaporizhzhia untuk menjadi bagian dari Rusia akhir pekan ini.

Putin menjelaskan bahwa keputusan itu diambil karena panjang garis tempur, yang melebihi 1.000 kilometer.

"Hari ini Angkatan Bersenjata kami, seperti yang telah saya katakan, beroperasi di garis kontak tempur, yang melebihi 1.000 kilometer, menentang tidak hanya formasi neo-Nazi, tetapi sebenarnya seluruh mesin militer kolektif Barat," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement