Kamis 22 Sep 2022 12:42 WIB

Mendag Dorong Perundingan Ekonomi pada Pertemuan Indonesia-Arab Saudi di Bali

Mendag mengeklaim Arab Saudi ingin peningkatan komunikasi 2-4 kali setahun.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (ketiga kanan) bersama Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi (kedua kiri) saat menggelar pertemuan di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (21/9/2022) malam.
Foto: Istimewa
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (ketiga kanan) bersama Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi (kedua kiri) saat menggelar pertemuan di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (21/9/2022) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI--Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendorong segera dimulainya perundingan persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Arab Saudi. Mendag mengaku sudah saatnya kedua negara semakin mempererat hubungan kerja sama ekonomi. Selain itu, Indonesia perlu meningkatkan ekspor ke Arab Saudi.

Zulkifli Hasan menuturkan, Arab Saudi merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia di kawasan Timur Tengah. Namun potensi perdagangan kedua negara belum dimanfaatkan secara optimal. "Untuk itu Indonesia mengusulkan peningkatan hubungan perdagangan dan investasi melalui pembentukan kemitraan ekonomi komprehensif secara bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi,” kata Mendag Zulkifli Hasan dalam keterangan, Kamis (22/9/2022).

Baca Juga

Dorongan itu disampaikan Mendag saat menggelar pertemuan dengan Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (21/9/2022) malam. Pertemuan digelar sebelum dimulainya gelaran G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) pada Kamis (22/9/2022).

Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini menambahkan, Arab Saudi merupakan anggota Gulf Cooperation Council (GCC) bersama lima negara teluk lainnya. Yaitu, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, Qatar, dan Kuwait. Sejak 2018 Indonesia telah mengusulkan pembentukan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Arab Saudi melalui GCC.

“Mengingat Indonesia telah menandatangani CEPA dengan Uni Emirat Arab yang merupakan anggota GCC, maka Indonesia mengusulkan dimulainya perundingan bilateral Indonesia–Arab Saudi. Saya percaya dengan adanya kerja sama dalam kerangka CEPA dan interaksi bisnis antara kedua negara akan meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi,” kata Zulkifli Hasan.

Mendag mengaku Menteri Perdagangan Arab Saudi juga memiliki pandangan yang sama agar kedua pihak menemukan cara untuk mempererat kerja sama bilateral. Bahkan dalam pertemuan tersebut, Menteri Perdagangan Majid bin Abdullah Al-Qasabi menegaskan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan komunikasi dan pertemuan lebih intensif, yakni dua hingga empat kali dalam setahun.

Diketahui, pada Januari hingga Juli 2022, total perdagangan Indonesia–Arab Saudi mencapai 4,6 miliar dolar AS atau meningkat 58,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, total perdagangan kedua negara pada 2021 mencapai 5,6 miliar dolar AS atau meningkat 40,44 persen dibanding 2020.

Ekspor Indonesia ke Arab Saudi mencapai 1,6 miliar dolar AS atau naik 18,28 persen, dan impor Indonesia dari Arab Saudi 4 miliar dolar AS atau naik 51,79 persen. Indonesia mencatatkan defisit 2,4 miliar dolar AS terhadap Arab Saudi karena kebutuhan impor migas. Komoditas ekspor utama Indonesia dari Arab Saudi adalah kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, saus, ikan yang diawetkan, dan arang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement