Rabu 21 Sep 2022 17:27 WIB

Laga Lawan Chelsea Dinilai Jadi Ujian Bagus buat Milan

Kini, tanda-tanda kebangkitan Milan sudah terlihat.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Muhammad Akbar
Reaksi pemain AC Milan Pierre Kalulu selama pertandingan sepak bola grup B Liga Champions antara FC Porto dan AC Milan di stadion Dragao di Porto, Portugal, Selasa, 19 Oktober 2021.
Foto: AP/Luis Vieira
Reaksi pemain AC Milan Pierre Kalulu selama pertandingan sepak bola grup B Liga Champions antara FC Porto dan AC Milan di stadion Dragao di Porto, Portugal, Selasa, 19 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pierre Kalulu salah satu andalan AC Milan dalam dua musim terakhir. Usianya baru menyentuh angka 22.

Kini ia tak tergantikan di lini belakang Rossoneri. Beberapa bulan lalu, timnya meraih scudetto. Fakta demikian membuat tantangan para penggawa Il Diavolo mempertahankan apa yang sudah dicapai, semakin besar.

Milan juga tampil di Eropa. Jelas, skuat polesan Stefano Pioli tak mau sekadar numpang lewat. Musim lalu, Il Diavolo gagal melaju ke babak knock out Liga Champions (UCL).

Kalulu dan rekan-rekan enggan mengulang catatan negatif tersebut. Kali ini pasukan merah hitam tergabung di Grup E bersama Dinamo Zagreb, RB Salzburg, serta Chelsea FC. Duel Milan kontra the Blues bakal mendapat sorotan lebih.

"Pertandingan melawan Chelsea, ujian bagus untuk menunjukkan nilai kami sebagai juara Italia," kata bek berkebangsaan Prancis ini kepada La Gazzetta dello Sport, dikutip dari Football Italia, Rabu (21/9).

Milan termasuk klub dengan sejarah besar di Eropa. Rossoneri sudah mengoleksi tujuh trofi UCL/European Cup. Hanya saja, lebih dari satu dekade terakhir, raksasa negeri spaghetti itu belum kembali ke jalur semestinya.

Kini di tangan Pioli, tanda-tanda kebangkitan sudah terlihat. Secara teknis, amunisi Il Diavolo bisa bersaing di level tertinggal. Sang arsitek hanya perlu secara konsisten menyadarkan Kalulu dkk tentang nama besar klub mereka.

"Sejarah Milan, tidak menjadi sebuah beban, tapi motivasi. Ini tidak akan mudah, tapi kami bangga memiliki kesempatan membawa Milan ke puncak sepak bola Eropa," ujar Kalulu.

Eks Olympique Lyon itu turut berbicara tentang peningkatan kualitas Serie A. Itu berbeda dengan pandangan dari luar. Bahkan orang-orang di negara asalnya, di Prancis, masih mengira klub-klub Italia tetap menggunakan budaya catenaccio.

"Setiap tim membangun serangan dari belakang, menekan di seluruh lapangan, dan level teknisnya sangat tinggi," tutur Kalalu, menggambarkan situasi Serie A saat ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement