Rabu 21 Sep 2022 15:36 WIB

Bek Tengah Spurs: Kelakuan Suporter Semakin Buruk

Eric Dier merasa tidak nyaman apabila keluarganya datang menonton di stadion.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Pemain belakang Tottenham Hotspur, Eric Dier.
Foto: AP/David Cliff
Pemain belakang Tottenham Hotspur, Eric Dier.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemain bertahan Tottenham Hotspur, Eric Dier, menilai, perilaku suporter di Inggris semakin buruk dari hari ke hari. Bek tengah asal Inggris itu pun merasa tidak nyaman apabila keluarganya datang dan memberikan dukungan pada dirinya di laga tandang secara langsung di dalam stadion.

Pada Maret 2020 silam, Dier sempat mendapatkan sanksi larangan bertanding selama empat pekan dan denda sebesar 40 ribu poundsterling. Sanksi tersebut terkait dengan konfrontasi langsung yang dilakukan bek tengah berusia 28 tahun itu kepada suporter saat Spurs menghadapi Burnley.

Baca Juga

Saat itu, Dier menyebut, salah satu anggota keluarganya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari fan Burnley. Sejak saat itu, Dier mengaku tidak pernah nyaman apabila keluarganya datang ke stadion, terutama saat Spurs melakoni laga tandang.

''Itu benar-benar tidak nyaman. Keluarga saya tidak pernah datang ke laga tandang sejak saat itu. Rasanya memalukan saat saya justru merasa tidak nyaman saat mereka datang di laga tandang. Ibu saya tentu ingin melihat anaknya di laga tandang. Namun, saya mengkhawatirkan keselamatannya,'' ujar Dier seperti dikutip BBC, Rabu (21/9/2022).

Berselang dua tahun setelah insiden tersebut, kondisinya ternyata tidak berubah. Dier mengungkapkan, salah satu anggota keluarganya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan saat menghadiri laga Spurs kontra Chelsea di Stadion Stamford Bridge, pertengahan Agustus 2022.

Bek tengah berusia 28 tahun itu pun menilai, perilaku suporter di sepak bola Inggris cenderung terus memburuk. Penilaian ini tidak hanya dilontarkan Dier untuk suporter tim lawan, tapi juga fan Tottenham Hotspur. Kondisi ini, kata Dier, harus menjadi perhatian dari otoritas berwenang.

''Perilaku suporter jelas semakin buruk. Buat saya, ini menjadi problem yang serius. Saya ingin menekankan, kondisi ini tidak hanya terjadi untuk suporter klub tertentu. Saya berbicara soal kondisi yang menimpa suporter sepak bola secara umum,'' kata jebolan akademi sepak bola Spurs tersebut.

Pada pertengahan musim lalu, tepatnya pada Januari 2022, unit kepolisian yang mengurus soal keamanan sepak bola mengungkapkan ada tren peningkatan penangkapan terhadap suporter sepak bola dibanding musim sebelumnya. Kepolisian melakukan setidaknya 802 penangkapan yang terkait dengan sepak bola.

Pun dengan adanya kecenderungan peningkatan tindakan melawan hukum para suporter sepak bola, seperti menyalakan kembang api hingga ujaran kebencian berdasarkan ras tertentu. Kasus-kasus tersebut meningkat 36 persen dibanding pada musim lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement