Rabu 21 Sep 2022 11:00 WIB

Komunitas Agama di Leicester Serukan Kerukunan Komunal

Secara total, 47 orang telah ditangkap karena pelanggaran sehubungan dengan kerusuhan

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Komunitas Muslim di Leicester (ilustrasi).
Foto: About Islam
Komunitas Muslim di Leicester (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,LEICESTER -- Para pemimpin komunitas Hindu dan Muslim di kota Leicester, Inggris timur, membentuk front persatuan pada Selasa (20/9). Mereka menyerukan keharmonisan setelah terjadi bentrokan dan penangkapan, menyusul pertandingan kriket antara India-Pakistan pekan lalu.

Presiden Kuil ISKCON kota itu, Pradyumna Das, membacakan pernyataan yang diikuti oleh para tokoh masyarakat di luar sebuah masjid di kota tersebut, Dalam pernyataan itu, disampaikan rasa sedih yang muncul atas kekerasan yang meningkat selama akhir pekan.

Baca Juga

Para pemimpin masyarakat pun menuntut agar penghasut kebencian meninggalkan Leicester, serta menyerukan penghentian segera provokasi dan kekerasan, baik dalam pikiran maupun tingkah dan perilaku.

"Pesan kepada siapa pun yang menabur ketidakharmonisan di antara kami, kami tidak akan membiarkan Anda berhasil. Kami meminta semua untuk menghormati kesucian tempat-tempat keagamaan, baik masjid maupun mandir. Provokasi dengan musik keras, pengibaran bendera, nyanyian menghina atau serangan fisik terhadap struktur ibadah tidak dapat diterima atau ditegakkan oleh agama kami," kata pernyataan itu dikutip di One India, Rabu (21/9).

Lebih lanjut, pernyataan ini menyebut komunitas Muslim dan Hindu di kota itu adalah keluarga yang kuat. Bersama-sama, mereka akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah apa pun yang mungkin muncul.

Mereka juga menyebut tidak merasa perlu meminta bantuan apa pun dari luar kota. Leicester tidak memiliki tempat untuk ideologi ekstremis asing yang menyebabkan perpecahan. Umat Hindu dan Muslim disebut telah hidup harmonis di kota Leicester selama lebih dari setengah abad.

Patroli polisi dilaporkan terus berlanjut di kota itu. Komisi Tinggi India di London lantas mengeluarkan pernyataan keras, yang mengutuk kekerasan terhadap komunitas India dan menyerukan perlindungan bagi mereka yang terkena dampak.

Polisi Leicestershire mengatakan seorang pria berusia 20 tahun telah dijatuhi hukuman 10 bulan penjara, setelah mengaku bersalah memiliki senjata ofensif selama bentrokan di kota. Amos Noronha, warga dari daerah setempat, muncul di Pengadilan Leicester setelah penangkapannya dalam insiden Sabtu lalu dan dengan cepat didakwa karena banyaknya bukti.

"Hukuman itu mencerminkan fakta jika perilaku ini adalah pelanggaran serius dan dia berakhir dengan hukuman penjara," kata Kepala Polisi Sementara di Polisi Leicestershire, Rob Nixon.

Pihaknya disebut tidak akan mendukung kerusuhan yang terjadi di kota tersebut. Saat ini sedang berlangsung operasi kepolisian ekstensif, yang bertindak berdasarkan informasi dan laporan masyarakat, serta menawarkan jaminan kepada mereka.

"Kami bekerja untuk membuat Anda tetap aman, serta menangkap dan mengadili mereka yang menyebabkan kerugian di komunitas kami," lanjut dia.

Kelompok-kelompok Hindu dan Muslim disebut mengalami bentrokan setelah pertandingan kriket Piala Asia India-Pakistan di Dubai, pada akhir bulan lalu. Operasi kepolisian pun digelar untuk mencegah kekacauan lebih lanjut berlanjut di Leicester timur.

Secara total, 47 orang telah ditangkap karena pelanggaran sehubungan dengan kerusuhan di timur kota. Beberapa dari mereka yang ditangkap berasal dari luar kota, termasuk beberapa orang-orang dari Birmingham.

Kelompok diaspora Insight UK telah mengklaim, sebagian besar kekerasan adalah hasil dari informasi yang salah dan berita palsu yang beredar di media sosial. Wali Kota Leicester Peter Soulsby setuju, dengan mengatakan peristiwa ini sangat menyimpang. Ia pun menyalahkan orang luar karena datang ke kota ini untuk memicu kekerasan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement