Selasa 20 Sep 2022 19:08 WIB

Bulog Siapkan Gudang Kapasitas 1,5 Juta Ton untuk Tampung Kedelai Lokal

Penyimpanan kedelai dapat menggunakan jaringan gudang Bulog tersebar di RI

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja mengangkut beras hasil serapan dari petani di Gudang Bulog Subdivre Serang, Perum Bulog menyatakan siap menerima penugasan pemerintah untuk menyerap hasil produksi kedelai lokal untuk dijadikan sebagai cadangan pangan nasional. Bulog juga telah menyiapkan infrastruktur gudang khusus menampung kedelai.Banten.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pekerja mengangkut beras hasil serapan dari petani di Gudang Bulog Subdivre Serang, Perum Bulog menyatakan siap menerima penugasan pemerintah untuk menyerap hasil produksi kedelai lokal untuk dijadikan sebagai cadangan pangan nasional. Bulog juga telah menyiapkan infrastruktur gudang khusus menampung kedelai.Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan siap menerima penugasan pemerintah untuk menyerap hasil produksi kedelai lokal untuk dijadikan sebagai cadangan pangan nasional. Bulog juga telah menyiapkan infrastruktur gudang khusus menampung kedelai.

Direktur Supply Chain Bulog, Mokhamad Suyamto, menuturkan, penyimpanan kedelai dapat menggunakan jaringan gudang Bulog yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Sejauh ini, dari total kapasitas gudang Bulog sebesar 3,6 juta ton, utilisasi gudang baru berkisar 2 juta ton yang dipakai untuk menyimpan cadangan beras dan komoditas lainnya.

"Jadi tersedia gudang untuk menyimpan kedelai lebih dari 1,5 juta ton," kata Suyamto kepada Republika.co.id, Selasa (20/9/2022).

Ia menambahkan, dari infrastruktur yang ada, Bulog telah memiliki dua unit gudang penyimpanan khusus untuk kedelai yang terdapat di Surabaya dan Banyumas, Jawa Timur.

Kedelai yang diserap oleh Bulog dari para petani akan disimpan menjadi cadangan pangan dan digunakan sesuai kebutuhan pemerintah. Selain itu, Bulog juga dapat memperdagangkan kedelai yang diserap secara komersial.

Pangsa pasar kedelai yang akan dikelola oleh Bulog utamanya untuk memenuhi bahan baku para perajin tahu dan tempe di Indonesia.

Seperti diketahui, pemerintah menyatakan akan menugaskan BUMN untuk menyerap hasil produksi kedelai lokal. Di sisi lain, pemerintah akan menetapkan harga kedelai lokal agar petani mendapatkan kepastian dari usaha penanaman kedelai.

Kepastian harga kedelai dan jaminan pasar bagi para petani diharapkan dapat memacu produksi kedelai lokal yang selama ini hanya berkisar 250 ribu ton dari total kebutuhan nasional untuk tahu dan tempe 3 juta ton.

Adapun Bulog menjadi BUMN sektor pangan yang tugas utamanya mengurusi komoditas padi, jagung, dan kedelai.

Sementara itu, Direktur Utama Holding BUMN Pangan, ID Food, Frans Marganda Tambunan, mengatakan, pihaknya saat ini juga tengah melakukan demplot tanaman kedelai di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.

Langkah itu dilakukan perseroan untuk melihat potensi produktivitas kedelai sebelum ID Food memulai program komersialisasi kedelai. Hanya saja, Frans belum dapat menjelaskan, lebih detail komersialisasi kedelai yang direncanakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement