Rabu 21 Sep 2022 01:01 WIB

RUU Perlindungan Data Pribadi Disetujui Jadi UU, Ini Hak Pemilik Data Pribadi

Subjek data pribadi berhak menunda atau membatasi pemrosesan data pribadi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus (kanan) usai memimpin rapat paripurna DPR RI Ke-5 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Salah satu agenda rapat paripurna tersebut yaitu mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pelindungan Data Pribadi (PDP) menjadi Undang-undang (UU). Republika/Prayogi
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus (kanan) usai memimpin rapat paripurna DPR RI Ke-5 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Salah satu agenda rapat paripurna tersebut yaitu mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pelindungan Data Pribadi (PDP) menjadi Undang-undang (UU). Republika/Prayogi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR dan pemerintah telah menyetujui Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) menjadi undang-undang (UU). Undang-undang tersebut menjelaskan hak dari pemilik data pribadi, yang dalam draf finalnya disebut sebagai subjek data pribadi.

Terdapat 10 pasal dalam Bab IV UU PDP yang menjelaskan hak subjek data pribadi. Dalam pasal 5 menjelaskan, pemilik data pribadi berhak mendapatkan Informasi tentang kejelasan identitas, dasar kepentingan hukum, tujuan permintaan dan penggunaan data pribadi, dan akuntabilitas pihak yang meminta data pribadi.

Baca Juga

"Subjek data pribadi berhak melengkapi, memperbarui, dan/atau memperbaiki kesalahan dan/atau ketidakakuratan data pribadi tentang dirinya sesuai dengan tujuan pemrosesan data pribadi," bunyi Pasal 6 UU PDP yang diterima Republika.co.id, Selasa (20/9/2022).

Pasal 7 menjelaskan, pemilik data pribadi berhak mendapatkan akses dan memperoleh salinan data pribadi tentang dirinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya pasal 8, subjek data pribadi berhak untuk mengakhiri pemrosesan, menghapus, dan/atau memusnahkan Data Pribadi tentang dirinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kemudian, pasal 9 menjelaskan bahwa subjek data pribadi berhak menarik kembali persetujuan pemrosesan data pribadi tentang dirinya yang telah diberikan kepada pengendali data pribadi. Pasal 10 ayat 1 menjelaskan, subjek data pribadi berhak untuk mengajukan keberatan atas tindakan pengambilan keputusan yang hanya didasarkan pada pemrosesan secara otomatis, termasuk pemrofilan, yang menimbulkan akibat hukum atau berdampak signifikan pada subjek data pribadi.

"Subjek data pribadi berhak menunda atau membatasi pemrosesan data pribadi secara proporsional sesuai dengan tujuan pemrosesan data pribadi," bunyi Pasal 11.

Pasal 12 menjelaskan, pemilik data pribadi berhak menggugat dan menerima ganti rugi atas pelanggaran pemrosesan data pribadi tentang dirinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya dalam Pasal 13 terdapat tiga ayat, yakni:

(1) Subjek data pribadi berhak mendapatkan dan/atau menggunakan data pribadi tentang dirinya dari pengendali data pribadi dalam bentuk yang sesuai dengan struktur dan/atau format yang lazim digunakan atau dapat dibaca oleh sistem elektronik.

(2) Subjek data pribadi berhak menggunakan dan mengirimkan data pribadi tentang dirinya ke pengendali data pribadi lainnya, sepanjang sistem yang digunakan dapat saling berkomunikasi secara aman sesuai dengan prinsip perlindungan data pribadi berdasarkan undang-undang ini.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak subjek data pribadi untuk menggunakan dan mengirimkan data pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

"Pelaksanaan hak subjek data pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 sampai dengan pasal 11 diajukan melalui permohonan tercatat yang disampaikan secara elektronik atau nonelektronik kepada pengendali data pribadi," bunyi pasal 14.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement