Selasa 20 Sep 2022 10:27 WIB

Beri Kuliah Umum di Universitas Airlangga, Ini Pesan Ketua KPK untuk Para Mahasiswa

Firli merumuskan formula ke dalam lima pertanyaan strategis.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri (kiri) memberikan cinderamata kepada Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah (kanan) dalam acara sosialisasi dan bimbingan teknis program desa antikorupsi di gedung Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, Rabu (14/9/2022). Kegiatan tersebut dalam rangka menguatkan program anti korupsi di desa dan mendorong pelopor desa anti korupsi di Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri (kiri) memberikan cinderamata kepada Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah (kanan) dalam acara sosialisasi dan bimbingan teknis program desa antikorupsi di gedung Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, Rabu (14/9/2022). Kegiatan tersebut dalam rangka menguatkan program anti korupsi di desa dan mendorong pelopor desa anti korupsi di Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan kuliah umum tentang antikorupsi di Universitas Airlangga Surabaya beberapa waktu lalu. Berdiri di hadapan kurang lebih 600 mahasiswa, Firli mengupas banyak hal mulai dari akar penyebab korupsi hingga strategi dan program KPK. 

Namun di luar topik tersebut, purnawiranan polisi bintang tiga itu juga berbagi tips dan motivasi. Sesekali ia melempar pertanyaan untuk menggugah peserta yang didominasi mahasiswa baru itu. 

Baca Juga

“Saya kalau sudah masuk kampus begini saya semangat Pak, ada energi saya. Ini anak-anak muda nanti ada yang jadi ketua KPK, ada yang jadi gubernur, ada yang jadi rektor, ada yang jadi presiden. Ada yang mau jadi presiden? (seorang peserta berdiri) Alhamdulillah, wah bagus,” diikuti riuh tepuk tangan seluruh hadirin seperti dilansir pada Selasa (19/9/2022).

Firli lantas menekankan pentingnya memiliki perencanaan dalam meraih impian. Ia turut membagikan tips berupa lima formula pertanyaan strategis yang mesti dijawab selama proses mewujudkan cita-cita.

“Pertama, di mana posisi adik-adik sekarang? Setelah itu harus mengingat kembali kemana anda ke depan, tiga tahun, empat tahun, lima tahun selesai kuliah, kemana setelah kuliah? Lalu apa tujuan utama kita? 10 tahun, 25 tahun, 45 tahun, silakan direncanakan,” kata Firli. 

Selanjutnya, lanjut Firli, penting untuk selalu menghitung dan menjawab tantangan sekaligus hambatan yang dihadapi. Ini dilakukan mengingat tak selamanya proses berjalan mulus sesuai harapan. 

“Yang terakhir, bagaimana anda mencapai tujuan itu? Fokuslah pada tujuan, apa yang harus dilakukan, apakah yang dilakukan cukup untuk menyelesaikan semua masalah? Apakah perlu dilakukan perubahan?,” kata dia. 

Dia menyatakan, menjawab pertanyaan itu akan membuat seseorang senantiasa sadar atas tuntutan proses serta konsisten dengan tujuan. Formula itu pula yang ia gunakan selama menapaki karir di kepolisian bahkan hingga sekarang. 

“Ini saya buat tahun 1990, begitu saya lulus dari Akpol (dulu Akabri),” imbuhnya. 

Firli membuat formula itu lantaran dirinya pernah gagal 6 kali masuk Akabri. Itu terjadi dalam rentang waktu tahun 1982 sampai 1987. 

“Tahun 1982 saya daftar Akabri gagal, tahun 1983 berangkat lagi ke Magelang gagal, 1984 saya daftar lagi berangkat dari Palembang ke Magelang gagal,” ungkapnya. 

Tiga kali alami kegagalan, Firli akhirnya mendaftar Bintara dan diterima sebagai sersan polisi. Meskipun demikian, cita-citanya untuk menjadi jenderal polisi tak pernah putus. 

“Karena punya cita-cita ingin jadi jenderal, gak langsung kawin. 1985 saya daftar lagi Akabri, gagal lagi, 1986 daftar lagi dan gagal lagi. Baru tahun 1987 saya diterima dan lulus Akabri 1990,” kata dia. 

Tak ingin mengalami kegagalan yang berulang, Firli kemudian merumuskan formula perencanaan yang dikembangkan ke dalam lima pertanyaan strategis. 

Bermodal formula itu, satu per satu berbagai jabatan kepolisian diemban hingga berhasil jadi jenderal bintang tiga dan kini menjabat ketua KPK. 

“Lima pertanyaan startegis itu harus saya jawab, dan sampai sekarang masih saya pakai,” ungkapnya.

Dalam lawatannya ke Surabaya itu, sebelum bertemu mahasiswa, Firli juga mengingatkan setiap rupiah di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) harus dipergunakan untuk kepentingan rakyat. 

"Saya apresiasi Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang hari ini mengumpulkan kepala daerah dan pimpinan legislatif se- Jawa Timur," katanya.

Dalam pertemuan itu, Firli menegaskan bahwa mulai dari tahap perencanaan, pengesahan, implementasi, hingga pengawasan, seluruh program tertuang di APBD harus menyasar kepentingan rakyat, yang selama ini menjadi tujuan negara. 

"Mudah-mudahan Jawa Timur bisa mewujudkan tujuan negara dan mencapai Jatim Bangkit, serta 'CETTAR', yaitu cepat, efektif, efisien, transparan, akuntabel dan responsif, sebagaimana yang dikumandangkan oleh Gubernur Khofifah," ujar Firli seperti dilansir dari Antara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement