Senin 19 Sep 2022 14:51 WIB

Sosok Prof Azyumardi Azra di Mata Ketum PBNU

Prof Azyumardi Azra wafat di Kuala Lumpur, Malaysia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa atas wafatnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra berada di rumah duka Perumahan Puri Laras 2, Ciputat, Tangsel, Banten, Ahad (18/9/2022). Azyumardi Azra meninggal dunia pada Ahad (18/9/2022) di rumah sakit Kedah, Selangor, Malaysia pukul 12.30 waktu setempat. Sosok Prof Azyumardi Azra di Mata Ketum PBNU
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa atas wafatnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra berada di rumah duka Perumahan Puri Laras 2, Ciputat, Tangsel, Banten, Ahad (18/9/2022). Azyumardi Azra meninggal dunia pada Ahad (18/9/2022) di rumah sakit Kedah, Selangor, Malaysia pukul 12.30 waktu setempat. Sosok Prof Azyumardi Azra di Mata Ketum PBNU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya turut berduka dan merasa kehilangan atas wafatnya Prof Azyumardi Azra pada Ahad (18/9/2022) di Kuala Lumpur, Malaysia. Kabar ini pun mengagetkan semua orang yang mengenal almarhum, termasuk Gus Yahya.

Karena, sebelum wafat Prof Azyumardi masih sehat bugar dan masih menjalankan tugas-tugas sebagai cendekiawan publik dan akademisi. Kepergiannya ke Kuala Lumpur pun untuk menjadi narasumber di sebuah seminar keislaman. 

Baca Juga

"Saya mengenal beliau di acara seminar, baik nasional ataupun internasional. Selain itu, tentu saja saya membaca karya-karyanya. Dari perjumpaan seperti itu, saya sangat merasakan bahwa Prof Azra memiliki girah kebersamaan dalam konteks kebangsaan atau kultur kesantrian NU dan Muhammadiyah," ujar Gus Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (19/9/2022).

Di banyak kesempatan, menurut Gus Yahya, Prof Azyumardi Azra juga kerap mengatakan bahwa NU dan Muhammadiyah adalah pilar keislaman yang menopang kehidupan bersama dalam satu bangsa. 

"Islam ala NU dan Muhammadiyah mengedepankan nilai-nilai kebangsaan serta semangat cinta tanah air. Modalnya jelas, yaitu Islam tawasut, moderat, rahmatan lil alamin, dan berkeadilan ada dalam Pancasila. Ini semua tidak bertentangan dengan Islam," begitu kira-kira yang sering Gus Yahya dengar dari Prof Azyumardi Azra.

Di kalangan Islam tradisionalis, sumbangsih Prof Azyumardi Azra juga cukup jelas. Disertasinya tentang jaringan ulama Timur Tengah dan kepulauan Nusantara abad ke-17 dan 18 adalah salah satu rujukan penting bagi wacana Islam Nusantara. "Beliau juga selalu hadir saat diundang NU. Terakhir, beliau menghadiri acara internal Lakpesdam PBNU pada awal September 2022," kata Gus Yahya. 

"Perhatian dan kepedulian almarhum terhadap dunia Islam yang maju dan berperadaban dirasakan semua kalangan, termasuk NU. Kita semua kehilangan atas wafatnya beliau. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT," jelas Gus Yahya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement