Ahad 18 Sep 2022 20:13 WIB

Kemendikbudristek Minta Calon Mahasiswa Tak Khawatirkan Skema Baru Seleksi PTN

Kemendikbudristek terus berupaya mewujudkan peningkatan kualitas pembelajaran

Rep: ronggo astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Warga menunjukan pengumuman hasil SBMPTN LTMPT 2022 di Jakarta, Kamis (23/6/2022). Sebanyak 192.810 peserta dinyatakan lolos seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur SBMPTN 2022 atau sebanyak 24,07 persen dari total 800.852 pendaftar. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menunjukan pengumuman hasil SBMPTN LTMPT 2022 di Jakarta, Kamis (23/6/2022). Sebanyak 192.810 peserta dinyatakan lolos seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur SBMPTN 2022 atau sebanyak 24,07 persen dari total 800.852 pendaftar. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta kepada calon mahasiswa yang akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tahun 2023 untuk tidak khawatir dengan skema baru seleksi masuk PTN. Para calon mahasiswa hanya perlu belajar dengan serius, jangan hanya sekadar menghapal, tetapi memahami dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut, terutama dengan menyelesaikan persoalan-persoalan konkret.

"Tugas adik-adik sekarang belajar dengan serius, ikuti pembelajaran di kelas, jangan hanya sekedar menghafal, tetapi memahami dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut terutama dengan menyelesaikan permasalahan-permasalahan konkret," ujar Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam, dalam webinar dikutip Ahad (18/9/2022).

Baca Juga

Dia menyampaikan, Kemendikbudristek terus berupaya mewujudkan peningkatan kualitas pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan. Untuk itu, melalui transformasi skema masuk PTN, Kemendikbudristek berupaya memperbaiki kualitas input sekaligus menyelaraskan terobosan kebijakan pembelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

"Tujuan dari kebijakan ini utamanya adalah menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan melalui kebijakan Merdeka Belajar dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi yang dilakukan di pendidikan tinggi dengan Kampus Merdeka," kata Nizam.

 

Berdasarkan data tahun 2020/2021, terdapat lebih dari 3,2 juta siswa lulus dari jenjang SMA/SMK/sederajat. Lebih lanjut, mahasiswa baru yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi secara nasional adalah lebih dari 2,1 juta mahasiswa dan dari jumlah tersebut sekitar 762 ribu mahasiswa diterima di PTN, baik akademik maupun vokasi.

Merujuk angka tersebut, skema seleksi masuk PTN disebut harus memberikan kesempatan yang luas bagi calon mahasiswa untuk dapat menempuh pendidikan tinggi sesuai minat dan bakatnya. Dengan demikian, calon mahasiswa lebih bebas dalam menentukan program studi pilihannya tanpa merasa dibatasi. Sebab, skema masuk PTN berkorelasi kuat dengan kualitas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam dunia usaha dan dunia industri.

"Siapa pun dengan kurikulum apa pun bisa mengkuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri sesuai dengan skema seleksi yang baru. Justru salah satu latar belakang di balik perubahan transformasi ini tentu juga untuk bisa mengakomodasi pergerakan kurikulum, di samping mentransformasi pembelajaran di SMA," kata Nizam.

Calon peserta seleksi diharapkan bisa lebih fokus pada pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan bernalar, kemampuan literasi dan numerasi yang lebih mendalam, serta kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan secara lintas keilmuan. Kurikulum 2013, kata Nizam, mengaitkan nilai-nilai authentic learning yang implementasinya ada di dalam tes seleksi yang baru.

Untuk itu, dia mendorong para peserta untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam proses penyelesaian masalah, peningkatan kemampuan bernalar, baik secara matematis maupun bahasa. “Adik-adik, berpikir secara kritis itu yang penting, tetap belajar semangat,” ujar Nizam sembari menekankan, tes skolastik relevan untuk kesuksesan studi dan karir di masa depan.

Sebelum munculnya kebijakan itu, Nizam menjelaskan, Kemendikbudristek sudah melakukan persiapan dan diskusi yang panjang hingga akhirnya ditetapkan pada Agustus lalu. Dalam prosesnya, kata dia Kemendikbudristek sudah melibatkan para pimpinan perguruan tinggi dalam pembahasan kebijakan tersebut.

"Kalau untuk seleksi masuk tahun 2023 itu biasanya akan disosialisasikan sampai detil jadwal, petunjuk teknis, pada akhir tahun 2022. Di bulan Desember, tentu saja para rektor PTN secara masif bersama dengan Kemendikbudristek bersinergi mengoptimalkan penyampaikan informasi,” ujar dia.

Sementara itu, Guru Bimbingan Konseling SMA Negeri II Cibinong, Ari Aryanto, menyampaikan, kebijakan tersebut lebih fleksibel karena membantu peserta didik mengembangkan potensi dan minatnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di mana yang sebelumnya hanya berfokus pada mata pelajaran tertentu yang diujikan, sekarang semua mata pelajaran peserta didik didorong supaya bisa meningkatkan prestasi di semua mata pelajaran.

"Terutama di kelas 12 ini penting sekali mengubah pola pikir anak yang dulu mungkin mereka mengerjakan soal menggunakan cara cepat, sekarang mereka didorong untuk lebih kritis dengan menalar soal-soal yang akan dikerjakan," kata dia.

Dia juga merasa tes dengan skema baru bukan jadi lebih sulit atau lebih mudah, tapi justru lebih fair bagi siapa pun karena menjadi lebih terbuka bagi siapa pun. Menurut dia, sebelumnya banyak anak-anak sekarang merasa cemas seolah-olah saingannya menjadi lebih banyak.

"Padahal sebenarnya lebih adil karena kita tinggal bersaing secara sehat dan secara psikologis tingkat stres pada anak juga menurun,” jelas dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement