Ahad 18 Sep 2022 19:07 WIB

Ridwan Kamil Minta Staf Ahli Kepala Daerah Tanggap Terhadap Isu Global

Jabar merespons dirupsi industri 4.0 dengan menggagas sejumlah program.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpesan kepada Staf Ahli (Sahli) Kepala Daerah di Indonesia untuk tanggap merespons berbagai isu global. Hal itu karena pembangunan daerah akan terpengaruh kondisi global.
Foto: Antara
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpesan kepada Staf Ahli (Sahli) Kepala Daerah di Indonesia untuk tanggap merespons berbagai isu global. Hal itu karena pembangunan daerah akan terpengaruh kondisi global.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpesan kepada Staf Ahli (Sahli) Kepala Daerah di Indonesia untuk tanggap merespons berbagai isu global. Hal itu karena pembangunan daerah akan terpengaruh kondisi global. 

Apalagi, menurut Ridwan Kamil, dunia saat ini mengalami tiga disrupsi sekaligus. Pertama, disrupsi pandemi Covid-19 yang mengubah gaya hidup masyarakat dunia.  Sedangkan disrupsi kedua, kata dia, yakni industri 4.0. Hal itu ditandai dengan semakin masifnya penggunaan Internet of Things (IoT) yang telah mengubah beragam sendi kehidupan.

Baca Juga

"80 juta lapangan pekerjaan akan hilang, warga akan pindah ke pekerjaan baru," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat menyampaikan Keynote Speech dalam Rapat Kerja Nasional Forum Staf Ahli Kepala Daerah (Forsakada) Tahun 2022 secara virtual dari Gedung Sate, akhir pekan ini.

Emil mengatakan, Jabar merespons dirupsi industri 4.0 dengan menggagas sejumlah program. Salah satunya yakni program Desa Digital. Sedangkan di sektor pertanian, Jabar menggaungkan Petani Milenial yang merupakan salah satu upaya untuk meregenerasi petani. 

 

"Siram tanaman pakai hp, jualan pakai hp. Sebanyak 1.300 Petani Milenial sudah diwisuda di bulan Maret. Jabar bulan lalu jadi provinsi dengan TPID terbaik di Indonesia untuk Jawa-Bali, mengendalikan pertanian dengan basis digital," paparnya. 

Rumusnya di masa depan, kata dia, orang tidak perlu ke kota. Dulu, orang ke kota karena dianggap di kota banyak pekerjaan. Setelah Covid-19 dan revolusi digital, kita bisa tinggal di mana saja, tapi bisa mendapatkan income. "Prinsipnya, tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia. Itulah yang harus kita tawarkan," katanya.

Sedangkan disrupsi ketiga, kata Emil, yakni pemanasan global. Menurut Emil, dampak pemanasan global sudah terasa di Jabar, di antaranya sekitar 800 hektare tanah di utara Jabar menjadi laut dan cuaca susah diprediksi. "Kita harus beradaptasi dari sekarang, sudah dua tahun saya pakai mobil listrik. Kita harus jadi pemimpin dengan gaya hidup rendah karbon, meninggalkan gaya hidup yang boros karbon," kata Emil.

Menurut Emil, di tengah disrupsi dan tantangan, ada potensi yang harus digali dan dimanfaatkan. Salah satunya adalah energi baru terbarukan. "Dalam konteks itu, kita melihat ada rezeki dari Allah ke tanah Indonesia, yaitu jumlah sinar matahari, air mengalir, panas bumi, Gunung Merapi paling banyak ada di Indonesia," katanya.

"Di masa depan, Indonesia akan menjadi negara malaikat menyumbang energi terbarukan yang menyumbang energi untuk negara-negara lain," imbuhnya.

Oleh karena itu, Emil mengajak para Staff ahli Kepala Daerah untuk mulai memikirkan terkait pemanfaatan potensi energi baru terbarukan.

Dalam rapat kerja nasional tersebut, Emil juga menekankan pentingnya perdagangan antardaerah. Menurutnya, penting agar antardaerah bekerja sama melakukan perdagangan komoditas unggulan agar saling mengisi kebutuhan. Dengan begitu, diharapkan inflasi pun dapat dikendalikan.

"Di masa depan, supaya inflasi turun, (misalkan) saya kontrak beli bebek ke Banyuwangi, harga bisa terjangkau karena produsen bertransaksi dengan Pemda, transportasi bisa dibiayai oleh APBD," katanya.

Sementara menurut Ketua Pelaksana Rakernas Forsakada Siska Gerfianti melaporkan bahwa Rakernas Forsakada berlangsung secara hybrid di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, pada 15-18 September 2022.

Tujuan dari rakernas tersebut yakni membahas internal organisasi sekaligus peningkatan kapasitas para staf ahli, seminar, serta kaji banding untuk beberapa sektor. "Jumlah yang hadir secara offline 208 orang dan 220 akun online dari 27 provinsi dari ujung Sumatera sampai Papua Barat, serta 25 kota dan 47 kabupaten yang hadir," kata Siska.

"Kegiatan dilakukan hybrid karena prokes (protokol kesehatan) dan supaya lebih terkonsentrasi," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement