Sabtu 17 Sep 2022 12:57 WIB

BIN Waspadai Kelompok di Kalbar Ingin Bangun Negara Kekhalifahan

Brigjen Polisi Rudi Tranggono ajak masyarakat waspada ancaman kelompok radikal kanan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pekerja menyelesaikan pembuatan patung lambang negara Garuda Pancasila di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/8/2022).
Foto: Prayogi/Republika.
Pekerja menyelesaikan pembuatan patung lambang negara Garuda Pancasila di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala BIN Daerah Kalimantan Barat (Kalbar), Brigjen Polisi Rudi Tranggono, mengingatkan agar masyarakat di Provinsi Kalbar untuk tetap waspada terhadap ancaman kelompok radikal kanan. Hal itu karena kelompok tersebut ingin mengubah ideologi Pancasila.

"Kelompok itu berkembang di beberapa daerah di Kalbar yang merupakan sisa-sisa dari kebijakan larangan oleh pemerintah terhadap organisasi-organisasi yang tidak berasaskan Pancasila," kata Rudi di Kota Pontianak, Provinsi Kalbar, Sabtu (17/9/2022).

Dia mencontohkan, kelompok atau organisasi itu seperti ingin membangun negara kekhalifahan dan sebagainya. "Paham itu meskipun dilarang, tetapi dari hasil monitoring kami masih ditemukan kelompok-kelompok kecil seperti itu, tetapi sporadis," ujar Rudi.

Sehingga, pihaknya terus mengajak masyarakat di Kalbar untuk berpikir cerdas, dan bangsa ini tidak bisa dibangun dengan satu kelompok saja. "Karena kita Bhinneka Tunggal Ika, dan berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, sehingga tidak bisa dibawa ke dalam satu kelompok maupun satu warna, karena ibarat taman, akan tampak indah kalau bunganya warna-warni," ucap Rudi.

Dalam hal pencegahan, sambung dia, BIN Kalbar mereka bekerja sama dengan instansi terkait, serta terus memantau, dan kalau ada pelanggaran maka aparat hukum yang menindaknya, katanya. "Kalau memang masih bisa dilakukan pembinaan maka dilakukan pembinaan dengan instansi terkait lainnya, salah satunya FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama)," kata Rudi.

Menurut dia, paham radikal masih berkembang karena pemahaman yang sempit sehingga menganggap agama tertentu yang harus dimurnikan, harus diikuti. "Paham seperti itu akan tergilas oleh waktu, karena mereka dijanjikan angin surga, bahwa kalau mengikuti paham mereka maka akan masuk surga. Padahal surga dan neraka merupakan hak prerogratifnya dari Allah SWT," ucap Rudi.

Dia juga mengajak kepada masyarakat untuk terus berbuat baik dan selalu hidup dengan toleransi. Rudi juga mengingatkan masyarakat untuk menjauhi hal hal negatif sebagai jalan menuju surga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement