Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image imam Syaifullah

Jenggirat Jemparing Wangi di Kampung Papring

Lomba | Friday, 16 Sep 2022, 22:53 WIB

Sebagai seorang pemuda asal Banyuwangi, tentunya saya cukup tertarik dengan program CSR yang dilakukan di tanah kelahiran saya tersebut. Sebut saja Kampung Papring, sebuah kampung yang meskipun berada di Banyuwangi yang terkenal sebagai sunrise of java tetapi dapat dikatakan cukup terisolasi dikarenakan minimnya akses terhadap transportasi dan jaringan komunikasi masih sulit. Secara lokasi Kampung Papring terletak di wilayah Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Lokasinya terletak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Banyuwangi dengan ketinggian wilayah berada sekitar 1.000 meter dari permukaan laut. Meskipun demikian sesuai dengan namanya, Papring yang juga dikenal oleh penduduk lokal sebagai akronim dari “Panggone Pering” yang artinya sebagai tempatnya bambu, kampung ini memiliki potensi bambu yang cukup menarik untuk dikembangkan.

https://duta.co/jemparing-wangi-upaya-pertamina-kembangkan-lingkungan-masyarakat-mandiri" />
Gambar 1. Kunjungan Pertamina di Kampung Papring, Sumber: https://duta.co/jemparing-wangi-upaya-pertamina-kembangkan-lingkungan-masyarakat-mandiri

Seperti gayung bersambut, PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Tanjung Wangi yang berlokasi di Kota Banyuwangi pun memilih Kampung Papring sebagai lokasi program CSR nya. Potensi yang dimiliki oleh Kampung Papring pun kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut dengan adanya dorongan program CSR dari Pertamina tersebut. Terlebih program yang diberikan oleh PT Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi bukan hanya sebatas program bantuan sekali jalan saja, melainkan program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk dapat memberikan dampak keberlanjutan bagi masyarakat yang dibantu. Sebuah potensi lokal dengan didukung dengan pendanaan serta pendampingan dari perusahaan maka dapat menciptakan sebuah perubahan yang signifikan bagi masyarakat.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai program pemberdayaan masyarakat tersebut, disini saya akan sedikit mengulas terkait mengapa PT Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi melakukan program CSR. Sebagaimana yang diketahui oleh khalayak umum, seluruh perusahaan yang usahanya di bidang sumber daya alam atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan CSR sesuai dengan Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Selain itu perusahaan juga terikat untuk melakukan CSR nya oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Namun meskipun demikian pelaksanaan CSR yang dilaksanakan oleh PT Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi tidak hanya sebatas untuk memenuhi peraturan, melainkan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya yang seringkali disebut sebagai beyond compliance atau melebihi ketaatan. Hal ini dapat terbukti dengan diperolehnya berbagai penghargaan pelaksanaan program CSR PT Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi, dimana salah satunya adalah penghargaan PROPER Emas pada tahun 2020. PROPER Emas sendiri merupakan peringkat penghargaan yang diberikan oleh Kelemterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang menandakan bahwa selain perusahaan tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, perusahaan juga telah memiliki komitmen dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan masyarakat di sekitar wilayah operasional (Ring 1, 2, dan 3) perusahaan.

Program Jemparing Wangi (Jelajah Edukasi Masyarakat Pegiat Bambu Papring) merupakan program yang diusung oleh PT Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi dalam memberdayakan masyarakat di Kampung Papring. Program ini telah dimulai sejak tahun 2020 dan memiliki roadmap jangka Panjang. Jadi bisa dikatakan program Jemparing Wangi ini bukanlah program asal-asalan atau program yang dilaksanakan hanya untuk formalitas dan pencitraan perusahaan semata, melainkan memang direncanakan dengan baik dan terstruktur hingga tahun 2004. Hal ini juga yang membuat saya tertarik untuk mengangkat program ini sebagai materi untuk diangkat dalam perlombaan ini.

Selanjutnya saya akan menceritakan asal dari sebelum munculnya program jemparing wangi ini. Jadi program pemberdayaan di Kampung Papring sendiri sebenarnya telah ada sejak tahun 2015. Namun pada tahun tersebut program bukan diinisiasi oleh PT Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi melainkan oleh masyarakat lokal yang bernama Widi Nurmahmudy. Dapat dikatakan bahwa Widy Nurmahmudy ini merupakan lokal hero yang menginisiasi kegiatan pendidikan alternatif di wilayah Papringan dan diberi nama Kampoeng Baca Taman Rimba (Kampoeng Batara). Kampoeng Batara ini merupakan wadah bagi anak-anak di tepi hutan kaki Gunung Raung dalam melakukan aktivitas membaca, tempat bermain, belajar seni bela diri, tradisi budaya, serta aktivitas lainnya. Pada dasarnya Kampoeng Batara ini merupakan upaya untuk dapat meningkatkan budaya literasi anak-anak. Kegiatan ini semakin berkembang bahkan hingga anak-anak rimba hutan kaki Gunung Raung memiliki sebuah rumah bambu berukuran 10x20 meter serta menjadi amfiteater dengan keseluruhan bahannya terbuat dari bambu. Keberadaan rumah bambu ini kemudian dapat membuat 62 orang anak-anak pesertanya semakin nyaman belajar dan bermain.

https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/menengok-rumah-bambu-anak-rimba-di-kampoeng-batara-banyuwangi/" />
Gambar 2. Permainan Tradisional di Kampung Papring, Sumber: https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/menengok-rumah-bambu-anak-rimba-di-kampoeng-batara-banyuwangi/

Dalam rangka penyusunan program, PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Tanjung Wangi juga melakukan pemetaan sosial untuk melihat kondisi potensi dan permasalahan yang terdapat di Kampung Papring. Selanjutnya hasil dari pendataan tersebut dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan perencanaan jangka Panjang program, yang salah satu agendanya adalah dengan ikut membina aktivitas Kampoeng Batara ini adalah untuk mewujudkan daerah eduwisata (edukasi wisata). Melalui Program Jemparing Wangi (Jelajah Edukasi Masyarakat Penggiat Bambu Papring), PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Tanjung Wangi berharap masyarakat dapat memiliki pengetahuan mengenai alam sekitarnya serta hidup berdampingan dengan alam dalam rangka menciptakan kehidupan yang berkelanjutan.

Melalui program Jemparing Wangi ini dilakukan kegiatan penanaman 1.000 bibit bambu jenis apus, peting, petung dan berbagai jenis bambu lainnya yang menjadi bahan baku kerajinan. Bambu-bambu tersebut ditanam di kawasan sungai yang memjadi perbatasan perkampungan warga dengan kawasan, mengadakan workshop pemanfaatan bambu yang melibatkan masyarakat sekitar sebagai peserta workshop. Pelibatan masyarakat ditujukan untuk memberi pemahaman 72 fungsi ekologis bambu dan manfaat ekonomi kepada masyarakat.

Program jemparing wangi ini merupakan salah satu program yang menarik untuk dilirik, dimana program ini berupaya untuk menyelesaikan berbagai aspek permasalahan di masyarakat. Dari mulai isu sosial terkait budaya literasi masyarakat, pernikahan dini, dan pembangkitan budaya permainan tradisional, hingga permasalahan ekonomi dengan mengangkat potensi lokal berupa kerajinan bambu dan lokasi program sebagai eduwisata.

Gambar 3. Kegiatan Seni Budaya di Kampung Papring, Sumber: https://regional.kompas.com/read/2021/08/24/160604278/kisah-kampoeng-batara-di-tepi-rimba-banyuwangi-memupuk-rasa-cinta-kampung?page=all

Sebagai seorang pengunjung yang tidak terlibat dalam pelaksanaan program, saya merasa cukup tersentuh mendengar cerita mengenai program ini. Saya mencoba mencari literatur baik secara online maupun offline, hingga akhirnya menemukan beberapa artikel dan jurnal yang mengulas mengenai program Jemparing Wangi ini. Dari keseluruhan artikel yang telah saya baca, akhirnya saya menyimpulkan bahwa memang PT Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi yang berlokasi di Banyuwangi ini memiliki komitmen yang nyata dalam berupaya mewujudkan percepatan pembangunan masyarakat melalui program CSR nya, yang salah satunya adalah program Jemparing Wangi ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image