Jumat 16 Sep 2022 22:40 WIB

Bagaimana Majelis Dzikir Bisa Jadi Ajang Setan Tipu Muslim? Ini Penjelasan Ibnu Al-Jauzi

Menghadiri majelis dzikir mesti disertai dengan amal dan ilmu

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi majelis dzikir. Menghadiri majelis dzikir mesti disertai dengan amal dan ilmu
Foto: Republika TV
Ilustrasi majelis dzikir. Menghadiri majelis dzikir mesti disertai dengan amal dan ilmu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Iblis kerap melancarkan tipu dayanya kepada manusia untuk masuk ke dalam jurang kehancuran. Ini termasuk tipuannya atas orang awam terkait majelis dzikir.

Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnu al-Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Iblis berhasil mengelabui banyak sekali orang awam pada saat menghadiri majelis-majelis dzikir. 

Baca Juga

Di situ mereka menangis, namun dia sudah merasa cukup dengan itu saja. Pasalnya, mereka menduga bahwa tujuan utamanya hanya menghadiri majelis dzikir dan menangis.

Dugaan demikian muncul sebab mereka belum tahu atau belum mendengar keutamaan menghadiri majelis-majelis dzikir. 

Andai saja mereka tahu bahwa tujuan utamanya adalah mengamalkan ilmu, dan jika seseorang tidak mengamalkan ilmu yang dia dengar, justru semuanya itu hanya semakin menghujat dan menyudutkan dirinya.

Ibnu al-Jauzi mengenal sejumlah orang yang rutin menghadiri majelis dzikir sejak beberapa tahun silam. Mereka terbiasa menangis dan bersikap khusyu. 

Namun tidak seorang pun dari mereka ada yang mengalami perubahan tingkah laku. Mereka tetap mempraktikkan riba, menipu dalam jual beli, tidak mengetahui rukun-rukun shalat, menggunjing sesama Muslim, dan durhaka terhadap orang tua.

Orang-orang ini telah tertipu oleh Iblis. Iblislah yang membuat mereka beranggapan bahwa menghadiri majelis dzikir dan menangis dapat menghilangkan dosa-dosa yang pernah dilakukan. 

Iblis juga yang memperlihatkan pada beberapa dari orang itu bahwa berteman dengan ulama dan orang-orang shalih akan melindungi diri dari keburukan.

Iblis pula yang menyibukkan sebagian lainnya supaya menunda-nunda bertaubat, sehingga mereka terus-menerus menunda-nundanya.

Bahkan, Iblis menjadikan satu kelompok dari mereka menganggap angin lantas terhadap ilmu yang didengarnya, sehingga mereka pun tidak mengamalkannya.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement