Kamis 15 Sep 2022 17:45 WIB

Gubernur Jabar Siapkan Bantuan Rp 27 Miliar Bagi Nelayan

Setiap daerah diminta segera menyetorkan data nelayan yang berhak menerima bantuan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) menyerahkan paket sembako kepada warga saat bakti sosial di kampung nelayan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (15/9/2022). Polda Jabar bersama Pemprov Jawa Barat memberikan paket bantuan sembako kepada 2.000 nelayan di wilayah pesisir Pantura yang terdampak kenaikan harga BBM subsidi.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) menyerahkan paket sembako kepada warga saat bakti sosial di kampung nelayan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (15/9/2022). Polda Jabar bersama Pemprov Jawa Barat memberikan paket bantuan sembako kepada 2.000 nelayan di wilayah pesisir Pantura yang terdampak kenaikan harga BBM subsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, telah menyiapkan anggaran bantuan langsung tunai untuk membantu nelayan yang terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Setiap daerah pun diminta untuk segera menyetorkan data nelayan yang berhak menerima bantuan tersebut.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengatakan, bantuan langsung uang tunai tersebut merupakan bantuan penanganan jangka pendek bagi kelompok masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM. 

Baca Juga

‘’Saya sudah sisihkan anggaran, keluarga nelayan-nelayan akan kita kasih bantuan langsung uang tunai dari Pak Gubernur,’’ ujar Emil, saat berbicara di hadapan nelayan dalam acara Bakti Sosial Gubernur dan Kapolda Jabar Pada Masyarakat Pesisir dan Nelayan, di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Kamis (15/9/2022).

Emil menyatakan, besarnya anggaran yang telah disiapkan untuk membantu para nelayan itu mencapai Rp 27 miliar. Para nelayan nantinya akan menerima bantuan tersebut selama empat bulan, sejak September hingga Desember 2022 mendatang.

Untuk itu, Emil meminta agar masing-masing pemerintah daerah segera menyiapkan data nelayan yang berhak menerima bantuan tersebut. Dengan demikian, penyaluran bantuan bisa segera direalisasikan.

‘’Minta cepet-cepetan datanya, untuk nelayan Indramayu, Subang, Cirebon. Jangan dilama-lama, uangnya sudah ada,’’ kata Emil. 

Emil berharap, bantuan langsung uang tunai itu nantinya bisa membantu mengurangi beban keluarga nelayan. Apalagi, nelayan merupakan kelompok masyarakat yang sangat terdampak kenaikan harga BBM.

Emil mengaku sudah melakukan survei harga berbagai komoditas pangan di pasar. Hasilnya, hanya ikan yang mengalami kenaikan harga karena untuk memperolehnya dibutuhkan BBM.

''(Harga) ayam turun, cabai naik turun. Yang naik hanya ikan kalau di Bandung, karena nelayan saat melaut butuh BBM. Sedangkan komoditas lain lebih karena suplai demand. Tapi yang bener-bener (harga naik) gara-gara BBM itu ikan,'' tutur Emil.

Alasan itulah, kata Emil, yang membuatnya memprioritaskan nelayan untuk memperoleh bantuan langsung tunai tersebut.

''Dari Gubernur sudah siapkan Rp 27 miliar, akan prioritas untuk nelayan. Jadi kepada polres-polres yang ada nelayannya, sok berlomba-lomba mengumpulkan data secepatnya. Uangnya sudah ada,'' kata Emil.

Di sisi lain, Emil juga mendorong nelayan untuk mulai memikirkan beralih menggunakan listrik sebagai pengganti BBM. Emil mengungkapkan, di dunia, khususnya di India, sudah ada perahu yang menggunakan tenaga listrik dari matahari. Untuk itu, dia akan mencari solusi supaya di masa depan perahu-perahu nelayan tidak 100 persen menggunakan BBM. 

''Nanti Pak Gubernur beli dulu satu buat percontohan. Kalau ada, nanti pelan-pelan harus menyesuaikan. Teknologinya sudah ada,'' kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement