Kamis 15 Sep 2022 15:33 WIB

Gelar Muktamar ke-XVI, Persis Usung Transformasi Gerakan Dakwah

Persis di awal kehadirannya sangat lekat sebagai organisasi pembaharu.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi (kiri) saat menerima kunjungan dari Sekretaris Umum PP Persis Haris Muslim (tengah) dan Wakil Sekretaris Umum PP Persis Aay Muhammad Furkon (kanan) di kantor Republika, Jakarta, Kamis (15/9/2022). Kunjungan tersebut membahas tentang persiapan Muktamar Persis XVI yang mengangkat tema Transformasi Gerakan Dakwah Persis Untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil alamiin dalam Bingkai NKRI. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi (kiri) saat menerima kunjungan dari Sekretaris Umum PP Persis Haris Muslim (tengah) dan Wakil Sekretaris Umum PP Persis Aay Muhammad Furkon (kanan) di kantor Republika, Jakarta, Kamis (15/9/2022). Kunjungan tersebut membahas tentang persiapan Muktamar Persis XVI yang mengangkat tema Transformasi Gerakan Dakwah Persis Untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil alamiin dalam Bingkai NKRI. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Persatuan Islam (Persis) akan menggelar Muktamar XVI di Soreang, Kabupaten Bandung pada 23-26 September 2022. Muktamar Persis XVI mengusung tema "Transformasi Gerakan Dakwah Persis untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil'Alamin dalam Bingkai NKRI."

Sekretaris Panitia Pengarah (SC) Muktamar Persis XVI, Ustaz Haris Muslim, menyampaikan, tema Muktamar ini yang menginspirasi semangat Persis. Jadi gagasan dan ide yang diusung bisa terlihat dari tema Muktamar yaitu transformasi gerakan dakwah Persis untuk mewujudkan gerakan Islam Rahmatan Lil'Alamin dalam bingkai NKRI.

Baca Juga

"Ini tema tidak semata-mata begitu saja tapi berdasarkan diskusi dan pertimbangan yang cukup matang juga cukup panjang," kata Ustaz Haris kepada Republika saat berkunjung ke Kantor Harian Republika, Kamis (15/9/2022).

Ia menerangkan, transformasi dalam tema Muktamar idenya muncul dari hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis tersebut menyampaikan bahwa di setiap 100 tahun akan muncul pembaharu. Persis melihat pembaharu dalam hadits ini bisa berbentuk seseorang atau berbentuk kelompok dan gerakan yang memberikan ide-ide baru untuk Islam serta gerakan dakwah Islam.

Menurutnya, Persis di awal kehadirannya sangat lekat sebagai organisasi pembaharu. Yakni pembaharu yang mendobrak kejumudan berpikir, dan mengajak orang berpikir lebih terbuka. Bahkan dari namanya saja, Persis mungkin salah satu organisasi Islam yang menggunakan bahasa Indonesia. Artinya Persis ingin menawarkan ide-ide dan gagasan Islam yang sebetulnya lebih terbuka.

"Maka kata transformasi ini diambil atas dasar itu dan atas dasar kesadaran bahwa sunnatullah dalam kehidupan ini pasti akan bertransformasi baik individu atau kelompok atau bangsa pasti bertransformasi," ujar Ustaz Haris.

Ustaz Haris menjelaskan, salah satu yang pasti bertransformasi adalah gerakan dakwah. Jadi perlu digaris bawahi, bukan dakwahnya yang berubah tapi gerakannya.

Ia menegaskan, kalau dakwahnya sebagai misi dan kewajiban itu tidak akan berubah dari sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai kapanpun. Umat Islam wajib berdakwah tetapi gerakan dakwahnya mungkin bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi, misalnya Persis ketika awal berdiri gerakan dakwahnya terkesan keras.

"Mungkin ketika itu cocoknya seperti itu, tetapi apakah dakwah dengan kesan keras itu masih cocok saat ini maka itu akan bertransformasi, jadi yang bertransformasi itu bukan dakwahnya tapi gerakan dakwahnya, maka dakwah ini gerakannya dan metodologinya itu bisa berubah-ubah atau bisa bertransformasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi termasuk juga medianya," jelas Ustaz Haris.

Ustaz Haris mengatakan, media dakwah dulu hanya sebatas di mimbar dan masjid, tapi media dakwah saat ini sudah sangat luas. Maka transformasi gerakan dakwah Persis bukan berarti transformasi dakwahnya karena dakwahnya tidak berubah.

Ia menambahkan, di tema Muktamar disebutkan untuk mewujudkan Islam Rahmatan Lil'Alamin. Ada pertanyaan Persis ini Islam apa, jawabannya Persis adalah Islam, kalaupun mau dilabeli menjadi Islam yang Rahmatan Lil'Alamin. Sebab Rasulullah SAW diutus sebagai Rahmat Lil'Alamin, bukan untuk satu kelompok, satu golongan atau satu tempat dan waktu.

"Maka kalaupun kita mau membuat label kita Islam Rahmatan Lil'Alamin yang memang diturunkan oleh Allah untuk rahmat semesta alam dalam bingkai NKRI, jadi bagaimana kita menerapkan Islam tapi keindonesiaan karena kita tidak bisa lepas dari bingkai NKRI ini, apalagi NKRI ini kalau kita tarik sejarahnya merupakan salah satu jasa dari tokoh Persis yaitu Mohammad Natsir. dengan Mosi Integral Natsir," jelas Ustaz Haris.

Ustaz Haris mengatakan, Persis punya tanggungjawab yang besar untuk menjaga dan mengawal NKRI. Persis juga punya kesadaran ketika menerapkan ajaran Islam tidak lupa bahwa Persis ada di dalam NKRI. Itu ide besar dari tema Muktamar Persis XVI.

"Jadi ide besar ini mudah-mudahan menjadi spirit untuk semangat dakwah Persis dan ini yang ingin kita lebih elaborasi agar di Muktamar ini muncul ide-ide dan gagasan untuk program sehingga program dakwah Persis ini bisa mengacu ke ide besar ini," kata Ustaz Haris.

Ia mengatakan, kalau ditanya isu strategis apa yang akan dibahas di Muktamar Persis, itu tergambar dan terangkum dalam tema Muktamar. Sehingga siapapun nanti ketua umum yang terpilih harus bisa mengambil spirit ini, dan siapapun yang menjadi pengurus Persis ke depan Persis harus lebih maju lagi, kokoh di dalam tapi juga keluar lebih terbuka. Persis jadi lebih ekspansif dan lebih mengembangkan semangat kolaborasi dengan berbagai lembaga atau pihak untuk kekuatan dakwah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement