Kamis 15 Sep 2022 13:21 WIB

Kembangkan Madrasah, Filipina Berguru ke Indonesia

Filipina berencana membangun Madrasah Negeri di negara Mutiara Laut Orien.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Siswa Madrasah
Foto: Antara/Syaiful Arif
Ilustrasi Siswa Madrasah

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah, dan Teknik dari Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (MBHTE BARMM) Filipina berencana membangun Madrasah Negeri di negara Mutiara Laut Orien. Mereka pun berguru ke Indonesia dalam hal membangun dan membuat kebijakan, serta implementasinya.

Saat berkunjung ke Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI (Kemenag) di Jakarta, rombongan yang terdiri dari 16 orang ini diterima oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendis Muhammad Ali Ramdhani.

Baca Juga

Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Kang Dhani ini menjelaskan rombongan dari Filipina ini akan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga. Di antaranya adalah Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Al Hamid Jakarta Timur, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta dan MAN Insan Cendekia (IC) Serpong Tangerang Selatan.

Ia pun menjelaskan, saat ini Kemenag melayani lebih dari 77.000 lembaga madrasah, 700 lembaga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik negeri maupun swasta, serta 35.000-an pondok pesantren yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

“Ini adalah angka luar biasa dan semua ini ditangani secara struktural oleh Ditjen Pendis. Sehingga bisa dikatakan ini adalah Direktorat paling besar di Indonesia,” kata Kang Dhani dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (15/9/2022).

Selain itu, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini juga menjelaskan praktik baik, alias berguru tentang penyelenggaraan madrasah ini, juga selayaknya bisa lakukan pihak Kemenag sendiri. Artinya tidak ada salahnya berguru ke Filipina, khususnya ke Moro.

Ia menyebut kegiatan perbandingan atau benchmarking itu penting, karena saat melakukan terobosan ada tantangan kepada generasi di masa depan. Selain itu, dalam kurikulum yang sedang dirancang diharap mampu menjawab masa depan anak madrasah.

"Maka, di Madrasah Aliyah kami lakukan rekonstrusksi kurikulum dengan Cambridge sehingga alumni diterima di kampus terkemuka di dunia,” lanjut dia.

Di hadapan delegasi asal Filipina, ia juga menjelaskan madrasah di Indonesia pada dasarnya adalah sekolah pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah adanya tambahan pelajaran agama sebagai inti penyelenggaraan madrasah. Pendidikan di madrasah tidak diubah, namun ditambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement