Kamis 15 Sep 2022 11:45 WIB

FBI Sebut Serangan ke Masjid di Minnesota Sebagai Kejahatan Rasial

Serangan ke Masjid Minnesota disebut FBI sebagai kejahatan rasial.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
FBI Sebut Serangan ke Masjid di Minnesota Sebagai Kejahatan Rasial. Foto:   Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
FBI Sebut Serangan ke Masjid di Minnesota Sebagai Kejahatan Rasial. Foto: Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SAINT PAUL — Biro Investigasi Federal (FBI)  melihat serangan terhadap sebuah masjid di Minnesota pekan lalu sebagai kejahatan rasial. Serangan terhadap masjid dengan profil kejahatan rasial yang terjadi pekan lalu itu adalah yang terbaru di Minnesota, Amerika Serikat.

Peristiwa itu terjadi Kamis (8/9/2022) dilaporkan ada dua orang masuk ke Pusat Islam Saint Cloud yang merupakan salah satu masjid utama di daerah itu yang berada sekitar satu jam perjalanan dari kota Minneapolis. Kedua orang itu mengobrak-abrik dalam masjid, menghancurkan jendela, merusak ubin masjid dan meninggalkan kaleng bir serta puntung rokok di dalam masjid. Mereka juga dilaporkan mencuri dua salinan Alquran dan meninggalkan catatan.

Baca Juga

"Mereka tidak peduli dengan kesucian ruang (masjid) kami," kata Direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam, Jaylani Hussein seperti dilansir the New Arab pada Kamis (15/9/2022). 

Namun demikian kedua pelaku itu yakni seorang pria dan seorang wanita berusia sekitar 20 tahun dari Minneapolis berhasil ditangkap beberapa jam setelah aksi serangan mereka ke Pusat Islam Saint Cloud. Kedua pelaku menjatuhkan kunci kamar hotel mereka di sekitar tempat kejadian yang memudahkan polisi untuk menemukan mereka.

"Saya benar-benar khawatir bahwa ini baru saja terjadi lagi. Ketika saya menerima SMS, saya pikir seseorang bertanya tentang masjid lain," kata Jaylani, mengacu pada satu di Minneapolis, yang diserang hanya beberapa hari sebelumnya.

"Saat ini, kami meningkatkan dukungan kami untuk institusi, dan kami ingin memastikan protokol keamanan ditingkatkan. Yang terpenting, kami ingin tahu mengapa serangan ini datang," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement