Kamis 15 Sep 2022 04:49 WIB

Aviliani: UMKM di Indonesia Perlu Dinaikkan Kelasnya

Ekonom Aviliani menilai diperlukan peran untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia.

Rep: Fitrianto/ Red: Bilal Ramadhan
Pengamat ekonomi Aviliani. Ekonom Aviliani menilai diperlukan peran untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengamat ekonomi Aviliani. Ekonom Aviliani menilai diperlukan peran untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- UMKM memegang peranan penting di Indonesia karena berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM pada tahun 2021 telah mencapai 64,19 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,97 persen atau senilai 8.572,89 Triliun. Sementara itu tenaga kerja yang terserap 97 persen dari total tenaga kerja pada tahun 2022 serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.

Namun dari jumlah yang begitu besar belum banyak yang naik kelas, bahkan tidak berkembang. Padahal di negara lain peran UMKM cukup besar sebagai global value chain dan menjadi bagian besar devisa negara.

"Oleh karena itu diperlukan peran seluruh stakeholder untuk berupaya menaikan kelas dan menjadikan kemitraan serta membatu akses pasar bagi UMKM dengan berbagai upaya,” ujar ekonom Aviliani dalam rilisnya, Rabu (14/9/2022).

Beranjak dari latar belakang tersebut, Inspigo kembali meluncurkan podcast show bertajuk “Kupas Bisnis ala Aviliani” season kedua. Episode pertama di season kedua ini sudah dapat didengar secara ekslusif di aplikasi inspigo pada 5 September 2022 lalu.

Inspigo atau yang disebut inspiration on the go merupakan sebuah media atau platform berupa aplikasi. Aplikasi ini menyediakan konten audio podcast yang menyajikan berbagai topik seputar pengetahuan, motivation dan skills.

“Tujuan dari podcast ini adalah agar banyak usaha bisa saling belajar satu dengan lainnya, memotivasi orang jadi pebisnis dan kaum profesional pun dapat memahami bagaimana mereka bekerja dengan memiliki jiwa pebisnis sehingga dapat membuat perusahaan untung,” ujar Aviliani.

Kupas bisnis ala Aviliani season 2 terdiri dari 5 episode mewawancarai lima UMKM yang unik dengan skil-skil menarik yang bisa dipelajari oleh pendengar Inspigo untuk diterapkan di dunia kerja mereka.

Pada episode pertama, akan ada Pak Eko Sulistyanto dengan Warung Tumannya yang unik. Yang menarik dari episode ini adalah lokasi bisnis yang tidak strategis tapi sukses menarik yang konsumen.

“Ada skil-skil yang bisa dipelajari pada episode ini yakni creativity, bagaimana orang memanfaatkan medsos sebagai media promosi dengan kekuatan narasi, lalu ada originality dimana warung ini menawarkan menu makanan unik yang berasal dari resep warisan keluarga dan yang terakhir initiative yakni membuka peluang usaha untuk warga sekitar dengan mengajak mereka berjualan di sekitar Warung Tuman,” papar Dita Guritno, Co-founder & Chief of Content Inspigo.

Di episode kedua akan ada Ibu Wahyuni dari Omocha Toys. Nantinya akan ada penjelasan apa  saja keunikan Omocha Toys dan juga rahasia dalam menjalankan bisnis mainan anak edukatif selama 15 tahun tips cara bersaing di era serba digital.

Ada inspirasi menarik juga dari Dominique Alexander pendiri startup Semaii di episode 3. Dominique yang berlatar belaklang desain interion menjalankan bisnis pertanian (microgreens) dengan sistem teknologi Controlled Environment Agriculture (CEA).

Ada skil Complex Problem Solving yang bisa dipelajari yakni mengatasi masalah yang sering dihadapi dalam dunia bisnis. Lalu ada Technology Use yakni melihat dan memanfaatkan penggunaan teknologi untuk investasi di masa depan.

Sementara itu ada Hendi RS dengan Westbike Messenger Service di episode keempat. Di episode ini akan dijelaskan bagaimana Hendi menjalankan bisnis jasa kurir yang ramah lingkungan dengan menggunakan sepeda sebagai alat transportasnya.

Di episode terakhir ada Jasmyne Oei dan Erin Zulviana dari Sepiring Indonesia. Di tengah jenis oleh-oleh yang hanya begitu-begitu saja, Sepiring Indonesia hadir dengan inovasi produk yang berbeda daripada yang lainnya, salah satunya dalam bentuk piring. Ini tentunya akan menjadi inspirasi menarik bagi pelaku UMKM.

“Di tengah kondisi global yang belum membaik, pemerintah memberlakukan agar instansi pemerintah dan BUMN membeli produk UMKM. Ini merupakan langkah positif untuk menggerakan pasar domestik. Tinggal bagaimana pelaku UMKM terus meningkatkan mutu dan selalu berinovasi sehingga pasarnya semakin besar,” pungkas Aviliani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement